Kedua, transfer pemain yang tak tepat sasar. Salah satu kelemahan Liverpool pada musim ini adalah lini tengah.Â
Fabinho yang didapuk sebagai gelandang jangkar kurang diimbangi oleh para gelandang seperti Alcantara, Henderson, dan C. Jones .Â
Anehnya, alih-alih menutup Fabinho dengan gelandang yang mumpuni, Liverpool malah mendatangkan Arthur dari Juventus, yang mana di Juventus pemain asal Brasil itu tak tampil regular dan konsisten.Â
Akibatnya, Arthur lebih banyak ditepikan, tak hanya karena performanya, tetapi juga persoalan cedera. Oleh sebab itu, lini tengah Liverpool tampil rapuh, tak mengimbangi pergerakan lini depan dan membantu lini belakang.Â
Ketiga, menurunya performa bek sayap seperti T. Alexander dan A. Robertson. Kedua bek sayap ini menjadi lumbung assis Liverpool sejak dilatih oleh Klopp.Â
Akan tetapi, musim lalu, kedua pemain ini tampil di bawah standar terbaik. Menjadi tantangan untuk Liverpool, ketika kedua pemain itu tak memiliki pelapis yang sepadan.
Jadi, saat mereka tak tampil menarik, Klopp tak mempunyai pilihan yang memperkuat persaingan. Bagaimana pun, kedua pemain itu membutuhkan persaingan agar tetap berada pada performa terbaik.Â
Liverpool harus menerima kegagalan tak bermain di Liga Champions pada musim depan. Ketidakseimbangan skuad menjadi salah satu sebab dari menurunnya performa Liverpool musim ini.Â
Ketika para pemain kembali dari cedera, situasi Liverpoo perlahan membaik. Liverpool kembali pada jalur yang tepat.Â
Hal itu pun menjadi pelajaran berharga bagi Liverpool pada musim depan, di mana harus membenahi skuad dan mencari para pemain yang memberikan keseimbangan di setiap lini.Â
Kebutuhan Perubahan Chelsea