Pelatih asal Portugal, Pedro Polenca yang menjadi hakim dalam laga tersebut memutuskan untuk melakukan cooling break setelah suhu sudah mencapai 39 derajat celsius.Â
Aturan secara umumnya adalah apabila tingkat kepanasan cuaca berada di rata-rata 32 derajat atau bahkan lebih, wasit menerapkan sistem cooling break pada menit ke-30 dan menit ke-70. Â
Aturan ini juga tak tetap, karena bergantung pada kondisi cuaca dan keputusan wasit. Pemimpin laga Indonesia kontra Vietnam, Kim Hee-gon dari Korea Selatan meniupkan peluit untuk melakukan cooling break di menit ke-75.
 Tujuannya, agar bisa menjauhi para pemain dari hiderasi yang berlebihan. Bisanya, masa jedanya bisa berlangsung 3-5 menit.Â
Aturan itu dibuat pada SEA Games kali ini sebagai tanggapan atas persoalan gelombang panas yang mengitari wilayah Asia Tenggara, termasuk Kamboja.Â
Tentu saja, hal itu menguntungkan fisik para pemain. Tenaga sedikitnya pulih karena diberikan kesempatan untuk beristirahat sejak dan minum air. Â
Di lain pihak, aturan cooling break menjadi momen bagi para pelatih memberikan instruksi tambahan dan sekaligus menenangkan para pemain.Â
Laiknya permainan basket yang menerapkan timeouts, di mana pelatih memberikan instruksi, menenangkan para pemain, serta coba mengganggu agresivitas lawan, begitu pula cooling break di cabang sepak bola.Â
Ketika cooling break terjadi di menit ke-75, pelatih Indonesia Indra Sjafri tampaknya meminta para pemainnya tenang. Kala itu, Indonesia sementara unggul 2-1 atas Vietnam dan sudah kehilangan satu pemain.Â
Cooling break menjadi momen pelatih Sjafri untuk memberikan instruksi para pemain agar tak terprovokasi dengan permainan Vietnam. Hal itu cukup menguntungkan bagi mentalitas Indonesia.Â
Kendati Indonesia kemudian kebobolan karena gol bunuh diri, paling tidak lini belakang Indonesia tak kehujanan banyak gol. Bahkan, Indonesia mampu mencetak gol kemenangan di injury time.