Kepastian Napoli jadi juara setelah meraih hasil imbang kontra Udinese 1-1 di stadion Fruli, markas Udinese (5/5/23).Â
Napoli berhasil meraih trofi Scudetto Serie A Liga Italia musim 2022/23.Raihan Napoli pada musim ini menjadi trofi yang ketiga dalam sejarah klub tersebut. Terakhir kali Napoli menjadi juara saat tim yang identik dengan baju biru langit itu masih diperkuat oleh Diego Armando Maradona pada musim 1989/90. 33 tahun lalu. Â
Tak ayal, Maradona menjadi legenda yang sangat penting dalam sejarah klub Napoli. Bahkan, tak tanggung-tanggung Napoli mengganti nama stadion dari San Paolo dengan memberi nama stadionnya dengan nama Dieogo Armando Maradona sebagai tanda respek dan pengakuan kontribusi Maradona pada Napoli.
Faktor Pembeda Napoli Musim ini: Konsistensi
Salah satu kunci keberhasilan Napoli berada di puncak adalah tampil secara konsisten sejak awal musim. Dari 32 laga hingga pekan ini, Napoli berhasil meraih 26 kemenangan, 6 kali seri dan hanya 3 kali kalah.
Konsistensi Napoli juga dibarengi dengan performa yang tak stabil dari tim-tim mapan di Liga Italia. Juventus yang digadang-gadang bangkit pada musim ini berhadapan dengan situasi yang cukup rumit, baik dengan performa tim yang belum membaik sejak musim lalu, juga pengaruh isu skandal yang mengitari Juve.
Duo Milan, Inter Milan dan AC Milan yang meraih Scudetto dua musim terdahulu berhadapan dengan situasi yang cukup tak konsisten. Kedua tim yang akan bertemu di semifinal Liga Champions musim ini masih berjuang untuk masuk empat besar Liga Italia musim ini.
Sementara itu, Lazio, AS Roma dan Atalanta berupaya menjadi kuda hitam penggangu di empat besar. Lazio yang sementara berada di peringkat kedua bisa berpeluang untuk lolos ke Liga Champions Eropa pada musim depan.
Konsistensi Napoli tak terjadi dalam proses yang cukup instan. Empat musim terakhir, Napoli menjadi salah satu tim yang mengganggu kemapanan dan menghadirkan persaingan di empat besar Liga Italia.
Musim ini menjadi musim terbaik Napoli ketika pelatih Luciano Spalletti mendapatkan pemain yang sesuai kebutuhan tim. Mengandalkan skema 4-3-3, Napoli tampil sebagai salah satu yang tampil menyerang.
Trio H. Lozano, V. Osimhen, dan K. Kvaratskhelia menjadi andalan Spalletti di lini depan Napoli. Keuntungan Napoli adalah bermain sebagai tim daripada mengandalkan salah satu atau juga dua pemain semata. Jadinya, walau ada pemain penting yang pergi, sistem kerja Napoli tak begitu goyah.
Misalnya, ketika Napoli merelakan kepergian Kalidou Koulibaly ke Chelsea, Fabian Ruiz ke PSG, dan L. Insigne ke Toronto (MLS). Ketiga pemain cukup berperan pada performa Napoli pada musim lalu. Alih-alih mempertahankan para pemain itu, Spalletti membiarkan mereka hengkang.
Koulibaly diganti oleh bek asal Korea Selatan, Min-jae Kim yang dibeli dari Fenerbache. Min-jae menjadi salah satu tulang punggung penting di lini belakang Napoli pada musim ini. Tak ayal, dia sudah mulai ditargetkan oleh klub-klub mapan di Eropa.
Selain itu, Spalletti juga membeli M. Olivarez, K. Kvaratskhelia, dan G. Raspadori. Ketiga pemain ini menjadi bagian terpenting dari skuad Napoli musim ini dan ikut menjaga konsistensi Napoli.
Napoli berhasil menjaga konsistensi karena bermain sebagai tim. Tak mengandalkan salah satu pemain, tetapi bekerja sebagai tim. Akibatnya, tak ada pemain yang lebih menonjol daripada para pemain yang lainnya.
Untuk itu, sangat sulit apabila para pemain yang tampil gemilang di Napoli musim ini pindah dan masuk ke tim yang mempunyai sistem kerja berbeda. Boleh jadi, mereka akan tampil mandek lantaran ketidakcocokan dengan sistem permainan.
Luciano Spalleti: Salah Satu Kunci dari Akhir penantian 33 tahun
33 tahun bukanlah waktu yang singkat untuk menanti trofi. Beberapa musim terakhir, Napoli kerap mengganggu kemapanan di empat besar, tetapi tak mampu untuk naik puncak dan menjadi juara.
Malahan, untuk mengakhiri penantian 33 tahun, Napoli tak segan untuk masuk ke bursa transfer dan mencari pemain yang diinginkan, seperti membeli Min-jae Kim, V. Osimhen, Hirving Lozano, Gonzalo Higuain dan beberapa pemain lainnya. Tujuan akhirnya untuk mencapai puncak klasemen.
Namun, Â hal itu tak cukup. Napoli juga membutuhkan pelatih yang mampu menghadirkan semangat baru di ruang ganti dan di lapangan.
Luciano Spalletti yang dikontrak sejak musim 2021-22 ini jadi jawaban tepat dari misi Napoli. Dalam dua musim sebagai pelatih Napoli, Spalleti berhasil membangun keseimbangan dalam tim. Para pemain baru digabungkan dengan pemain lama. Pemain baru bisa mengisi lubang dari para pemain yang hengkang di awal musim ini.
Juga, Spalletti mempunyai pemain cadangan yang bisa memberikan jawaban pada tim kala dimainkan atau ada pemain yang menderita cedera. Jadinya, tak ada gap yang cukup besar antara pemain inti dan cadangan. Hal itu membuat performa Napoli tetap konsisten.
Selain itu, rekam jejak Spalletti sebagai pelatih di level Italia. Spalletti termasuk sosok pelatih yang disegani di Italia. Salah satu kelebihannya dalah mengenal para pemain dengan baik dan mengerti saat mana pemainnya dibutuhkan untuk tim.
Performa Napoli pada musim ini cukup sensasional. Selain meraih trofi Scudetto, Napoli juga menjadi salah satu tim yang tampil mengagumkan di Liga Champioins Eropa.Â
Sayangnya, Napoli tunduk di perempat final dari AC Milan. Kendati demikina, tak sedikit pihak yang memuji Napoli karena pola permainan menyerang dan terorganisir.Â
Pola permainan tersebut juga yang ikut menyukseskan Napoli menjadi juara pada musim ini. Selamat untuk Napoli!!!
Salam Bola Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H