Lebih jauh, kekalahan itu menambah petaka untuk Lampard. Lampard yang dikontrak hingga akhir musim menghadapi masa sulit.
Di laga perdananya sebagai pelatih kontra Wolves di Liga Inggris, Lampard menghadapi kekalahan 0-1. Tiga hari setelahnya, Chelsea kembali mendapatkan kekalahan di Liga Champions.
Dua laga dengan dua kekalahan menjadi petaka untuk mantan pemain Chelsea tersebut. Lampard ternyata bukan solusi instan untuk  mengeluarkan Chelsea dari keterpurukan.
Chelsea yang bertabur bintang ini membutuhkan pelatih yang cocok untuk meramu para pemain. Selain itu, kelemahan Chelsea adalah lini depan.
Lampard tak mempunyai striker murni. Setelah Kai Havertz gagal bersinar pekan lalu kontra Wolves, Lampard coba menduetkan R. Sterling dan J. Felix di lini depan. Keduanya ditopang oleh lima gelandang, termasuk menurunkan N'golo Kante.
Upaya itu gagal total  Felix dan Sterling kurang mengancam lini belakang Madrid. Tercatat Chelsea hanya mencatatkan 7 tembakan dengan 3 yang tepat sasar. Lalu, Chelsea lebih banyak melakukan tembakan spekulasi dari luar garis 16.
Kekalahan dari Madrid menyempitkan peluang Chelsea lolos ke babak selanjutnya. Boehly bungkam dann Lampard mendapat petaka tambahan dalam upayanya untuk membuktikan diri di kesempatan kedua sebagai pelatih Chelsea.
Salam Bola
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H