Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Pemecatan Antonio Conte, Akhir dari Relasi yang Tak Harmonis

27 Maret 2023   06:42 Diperbarui: 27 Maret 2023   16:40 1165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya dari spekulasi pemecatan  Antonio Conte sebagai pelatih mandapat titik terang. Klub Liga Inggris, Tottenham Hotspur memutuskan untuk mengakhiri kontrak dengan pelatih asal Italia itu. 

Pemecatan Conte sebenarnya sudah diprediksi. Selain karena faktor performa Tottenham secara umumnya, isu itu juga beredar karena faktor relasi antara Conte dengan klub, terlebih khusus pemilik klub Daniel Levy dan para pemain. 

Sewaktu Tottenham ditahan imbang 3-3 oleh Southampton di Liga Inggris, Conte tak segan mengomentari para pemainnya. Terlebih khusus para pemain yang tampil egois. 

Menurutnya, dia melihat bahwa para pemainnya tak tampil sebagai tim lantaran ada pemain yang tampil egois dalam laga tersebut. 

Tak jelas pemain mana yang disoroti Conte. Namun, penyerang Richarlison tampaknya kecewa dengan keputusan Conte. Pemain timnas Brasil ini perlahan kehilangan tempat di lini depan Tottenham. 

Karena ini, Richarlison tak ragu untuk mengritik keputusan klub. Walau tak gamblang menyebut nama Conte, terlihat Richarlison kecewa dengan perlakuan klub.

Dalam wawancara setelah Tottenham tersingkir dari Liga Champions Eropa di tangan AC Milan, Richarlison tak memahami keputusan pelatihnya yang membangkucadangkannya di leg kedua Liga Champions. 

Padahal, menurut pemain yang dibeli dari Everton ini, dia dalam kondisi terbaik dan pantas menjadi pemain yang turun pada menit pertama. Akan tetapi, Conte lebih memilih trio Harry Kane, Son Heung-min, dan Dejan Kulusevski di lini depan kala menantang Milan di leg kedua. Richarlison pun menjadi pemain cadangan. 

Richarlison yang dibeli dengan harga 60 juta euro dari Everton ini memang tak tampil maksimal di tangan Conte. Sejak tiba dari Everton awal musim ini, Richarlison baru mencatatkan satu gol untuk Tottenham dan belum sekalipun mencetak gol untuk Tottenham di Liga Inggris.

Richarlison merasa tak begitu dipedulikan oleh Conte. Akibatnya, Richarlison tak segan mengutarakan situasinya kepada media dan memperjelas bahwa ada yang tak beres antara Conte dan si pemain. 

Tentu saja, hal ini tak memberikan keuntungan untuk tim. Ketika ada pemberontakan dari si pemain, saat itu pula situasi di ruang ganti bisa menjadi runyam. Terlebih lagi, kondisi Tottenham yang tak begitu konsisten akhir-akhir ini. 

Pada diri Conte, alih-alih memperbaiki situasi, mantan pelatih Juventus, Chelsea, dan Inter Milan ini pun merasa diri bukan sebagai orang yang dikritik oleh Richarlison. 

Dengan nada diplomatis, Conte menilai bahwa kritik Richarlison bukan tertuju pada dirinya. Dia pun menilai bahwa situasi Richarlison di tim lebih karena situasi cedera yang sering dialaminya. 

Relasi dengan Richarlison menjadi salah satu contoh di mana Conte sudah memiliki relasi yang harmonis dengan pemain. Puncaknya, kala Conte ikut mengomentari klub, terlebih khusus pemilik. 

Conte meluapkan kekecewaan pada timnya yang ditahan imbang Southampton. Tottenham yang sudah unggul 3-1 atas Tottenham harus gigit jari lantaran Southampton mampu mengejar ketertinggalan. 

Melansir berita dari mirror.co.uk (19/3/23), Conte menilai bahwa situasi timnya tak lepas dari tanggung jawab klub. Secara sarkas, Conte mengritik pemilik klub dan mengaitkan rekor klub selama 20 tahun tanpa trofi. Conte juga menilai bahwa kegagalan tim tak sekadar karena faktor pelatih dna pemain, tetapi juga pemilik klub. 

Akibat komentarnya itu, relasi Conte dengan Levy menjadi hambar. Isu pemecatan pun mencuat ke media. Dan, akhirnya isu itu menyata kala klub memutuskan untuk memecat pelatih berusia 53 tahun. 

Conte sebenarnya mengakhiri kontraknya pada musim semi mendatang. Namun, klub tampaknya tak mau tinggal terlalu lama dalam air keruh karena relasi antara Conte dan klub sudah tak begitu harmonis. 

Conte, memang, terbilang sebagai pelatih yang bermental kuat. Terbukti, kala Conte memilih untuk menanggalkan jabatannya sebagai pelatih Inter Milan dua musim lalu lantaran ketaksepakatannya dengan kebijakan klub. Padahal, musim itu Conte mampu membantu Inter meraih Scudetto. 

Sejak dikontrak Tottenham pada bulan November 2021, Conte melakonkan 76 laga sebagai pelatih Totenham. Catatan menunjukkan bahwa Conte hanya memenangi 41 laga dan kalah 23 kali. 

Musim lalu, Conte mampu membantu Tottenham masuk 4 besar dan bermain di Liga Champions Eropa. Akan tetapi, situasi tak berpihak Tottenham pada musim ini. 

Selain tersingkir di Liga Champions, performa Tottenham di kompetesi domestik tak begitu konsisten. Conte masih gagal mengakhiri paceklik Tottenham dalam meraih trofi. 

Walau Tottenham sementara berada di empat besar klasemen sementara Liga Inggris, posisinya belum terlalu aman. Pasalnya, Tottenham mempunyai 2 laga lebih banyak dari saingan terdekatnya Newcastle dan Liverpool. Apabila kedua tim ini memenangi dua laga tersisa, Tottenham berpeluang keluar dari 4 besar. 

Terlepas dari performa Tottenham yang tak konsisten, relasi hambar dengan klub menjadi motif dari akhir kisah Conte di Tottenham. Ketika relasi sudah retak, performa tim bisa terpengaruh. 

Untuk itu, pilihan pemecatan terbilang tepat agar situasi Tottenham tak kian terperosok, terlebih khusus dalam upaya Tottenham mengejar tiket Liga Champions Eropa untuk musim depan. 

 Salam Bola

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun