Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Pelajaran dari Bayern Muenchen untuk Proyek Gagal PSG di Liga Champions

9 Maret 2023   09:54 Diperbarui: 9 Maret 2023   09:58 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sistem itu pun menguntungkan C. Choupo-Moting yang bermain sebagai striker tunggal. Bahkan Nagelsman mampu mengubah peran Thomas Muller sebagai penyerang nomor 10 dan memberikan tempat di sisi penyerangan Muenchen pada dua pemain muda K. Coman dan J. Musiala.

Dari komposisi skuad, Muenchen mempunyai pemain yang memang cocok dengan sistem permainan tim dan memberikan keseimbangan. Tak ada nama yang menonjol dalam skuad Muenchen. Bahkan Nagelsmann berani meminggirkan Cancelo yang dipinjamkan dari Manchester City karena sudah tampak tak memberikan efek untuk permainan tim.

Di sini, Muenchen sebenarnya memberikan pelajaran untuk PSG bahwa guna meraih kesuksesan klub perlu mengevaluasi sistem kerja klub, terlebih khusus dalam urusan perekrutan pelatih dan para pemain. PSG perlu mencari pelatih yang mempunyai karakter yang kuat dan dibarengi oleh kesediaan klub untuk mendukung sistem kerja pelatih.

Mantan gelandang timnas Inggris dan pemain Munchen, Owen Hargreaves menilai bahwa secara individual PSG mempunyai pemain yang brilian, tetapi tak bermain sebagai tim.  

Membeli pemain tak hanya cukup bermodalkan popularitas, tetapi sesuai dengan kebutuhan semata. Muenchen membuktikannya ketika mendatangkan K. Coman dan Choupo-Moting, yang nota bene sebelumnya pernah berseragam PSG. Kedua pemain ini berhasil menjadi pemain penting di PSG karena klub mempunyai identitas yang cocok dengan bakat dan kemampuan mereka.

Untuk musimnya yang ke-11 di bawah kendali pengusaha kaya asal Qatar, PSG kembali gagal meraih kesuksesan di Liga Champions. Musim ini langkah PSG berakhir dengan menyakitkan lantaran tersingkir di babak 16 besar dengan kekalahan di dua leg dari Muenchen.

Seperti terlansir dari BBC Sport (9/3/23), Galtier menyatakan bahwa dia tak tahu apakah kegagalan PSG di Liga Champions merupakan pelajaran, namun dia menilai bahwa timnya cukup frustrasi dengan hasil yang dialami. Frustrasi memang sulit dihindari lantaran impian klub sejak 2012 di bawah kendali perusahan asal Qatar selalu berakhir hampa.

Jalan selanjutnya untuk PSG adalah mengevaluasi kerja tim agar bisa bangkit dan tak menyia-nyiakan investasi besar yang sudah berjalan selama 10 musim.

Salam Bola

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun