Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Titik Lemah Manchester United di Anfield dan Sukacita Liverpool

6 Maret 2023   07:03 Diperbarui: 7 Maret 2023   18:09 1630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Barangkali tak sedikit yang terkejut menyaksikan hasil laga derby antara Liverpool kontra Manchester United (MU) di Stadion Anfield, Liverpool (6/3/23). MU yang datang sebagai tamu harus pulang dengan kepala tertunduk. Kecewa besar.

Tak tanggung-tanggung, gawang MU yang dikawal oleh David de Gea harus kebobolan tujuh gol. 1 gol tercipta di babak pertama, dan 6 gol lainnya di babak kedua.

Sebaliknya, Liverpool bersukaria lantaran berhasil menundukan tim yang sementara tampil konsisten di Liga Inggris dan di Eropa ini. Kemenangan Livepool di rumahnya sekali lagi menunjukkan keangkeran Anfield bagi tim "Setan Merah" dan mempertegas kebangkitan Liverpool di Liga Inggris sejauh ini.

Sebenarnya, MU datang ke Anfield dengan sebongkah optimisme. Sementara berada pada level yang stabil, MU dinilai bisa meladeni permainan Liverpool dan bahkan bisa melukai Liverpool di kediamannya sendiri.

Rupanya, Anfield bukanlah tempat yang ramah untuk MU. Terakhir kali MU menang di Anfield tahun 2016 sewaktu masih dilatih oleh Louis van Gaal. Selebihnya, MU kerap kali ditaklukan oleh Liverpool kalau bermain di Anfield.

Tujuh gol yang bersarang ke gawang MU menunjukkan beberapa titik lemah MU. Kelemahan pertama adalah soal kondisi fisik para pemain. 6 gol yang tercipta di babak kedua menunjukkan situasi lini belakan MU yang tampak rapuh. Kerapuhan itu bisa disebabkan oleh kondisi fisik.

Walau pelatih MU, Erik Ten Hag berdalih bahwa kelelahan bukanlah alasan, namun begitu tampak MU tak bisa meladeni permainan cepat dan intens dari Liverpool. 

Ya, pada akhirnya MU harus tunduk pada kondisi fisik. Tak gampang melakonkan tiga laga penuh tensi dalam satu pekan terakhir. Pekan lalu, MU menjuarai Piala Carabao dengan mengalahkan Newcastle United.

Tiga hari setelahnya, MU menjamu West Ham dalam partai hidup mati di babak kelima Piala FA. MU berhasil keluar dari situasi sulit lantaran memenangkan laga dengan tiga gol yang tercipta di 20 menit menjelang akhir laga.

Kendati Pelatih Erik Ten Hag berupaya melakukan rotasi dan mengubah formasi tim guna menyesuaikan dengan karakter pemain, Ten Hag kemudian mengubah pikiran ketika MU tertinggal satu gol dari West Ham.

Lantas, Casemiro dimasukan sejak babak kedua. Marcus Rashford pun menyusul. Pergantian itu mengubah jalannya laga dan menjadi kunci kemenangan MU.

Namun, efeknya pada faktor fisik pemain. Alih-alih memberikan waktu istirahat untuk para pemain penting, namun situasi permainan tim tak mengizinkannya. Maka, Ten Hag pun harus memainkan para pemain tersebut.

Akibat lanjutnya, para pemain tak benar-benar pulih dari kelelahan. Hal itu bisa terlihat ketika MU meladeni permainan cepat dan intens ala Liverpool.

Kedua, efek kelelahan yang pengaruhi konsentrasi pemain. 

Ditilik dari gol-gol yang tercipta, konsentrasi lini belakang MU begitu buyar di babak kedua. Ten Hag bahkan menilai performa anak-anak asuhnya tak profesional lantaran pemain belakang yang tak sigap meladeni serangan balik dan transisi permainan dari penyerang Liverpool.

Moh Salah, Darwin Nunez, 1 gol dari Gakpo dan Roberto Firmino di babak kedua merupakan buah dari lemahnya konsentrasi para pemain belakang MU. Konsentrasi itu lemah bisa dipengaruhi oleh kondisi fisik yang tak prima.

Ketiga, efek selanjutnya untuk MU adalah mencari prioritas utama. 

Barangkali MU pun perlu berpikir untuk mencari target utama setelah tumbang sangat menyakitkan dari Liverpool di Anfield.

Meraih 3 gelar lainnya memang tak mustahil. Akan tetapi, situasi bisa rumit apabila MU tak mempunyai keseimbangan skuad yang mumpuni untuk memenuhi tuntutan demi tuntutan dari setiap kompetesi.

Bagaimana pun, faktor fisik bisa menjadi salah satu tuntutan yang perlu diantisipasi agar bisa tampil konsisten. Namun, keterbatasan pemain malah bisa menjadi tantangan. Maka dari itu, MU barangkali perlu menimbang trofi yang patut menjadi prioritas dan disesuaikan dengan kondisi skuad.

Kekalahan dari Liverpool pun menjadi pelajaran berharga untuk MU. Pada akhirnya, kekalahan harus dihadapi walaupun begitu berat untuk ditimbang lantaran terjadi dengan rival sejati.

Ketika MU perlu mengevaluasi performa di Anfield, Liverpool pun seolah menemukan asa untuk masuk 4 besar klasemen sementara Liga Inggris dan merebut satu tiket untuk bermain di Liga Champions Eropa pada musim depan. 

Berkat kemenangan kontra MU, Liverpool merengsek naik ke posisi ke-5 dan masih memiliki satu tabungan tersisa. Jarak dengan Tottenham di peringkat ke-4 hanya terpaut 3 poin. Maka dari itu, peluang Liverpool masuk ke empat besar sangat terbuka lebar.

Selain itu, salah satu faktor yang menyebabkan keceriaan Liverpool adalah performa trio Salah, Gakpo, dan Nunez. Tak berlebihan jika menilai bahwa laga kontra MU merupakan performa terbaik dari ketiga trio sejak main bersama.

Tiga pemain ini masing-masing menyumbang 2 gol. Lebih jauh, pergerakan trio ini menyulitkan lini belakang MU. Gakpo yang dimainkan di tengah cukup menyulitkan lini belakang Liverpool. Juga, Nunez dan Salah menopang pergerakan Gakpo dari sisi sayap. Kadang-kadang ketiga pemain melakukan transisi yang membuyarkan konsentrasi lini belakang MU.

Performa trio ini pun memberikan asa besar untuk Liverpool agar tetap mempertahankan level konsistensi dan terus bangkit dari keterpurukan. Pada akhirnya pula, Liverpool pun bisa melihat efek dari ketiga pemain ini sebagai masa depan untuk klub.

Keceriaan Liverpool terjadi lantaran Nunez dan Gakpo tampil pada level terbaik. Mereka pantas menjadi pendamping terbaik untuk Moh Salah. Terlebih lagi, Firmino sudah memutuskan untuk hengkang di akhir musim. 

Dengan ini, Salah pun akan kehilangan patner terbaiknya, setelah sebelumnya Sadio Mane hengkang ke Bayern Muenchen. Walau demikian, Gakpo dan Nunez bisa menjadi rekan baru yang bisa mengembalikan kejayaan lini depan Liverpool. 

Liverpool patut merayakan kemenangan besar kontra MU. Kemenangan itu menjadi bukti dari upaya Liverpool untuk bangkit dari keterpurukan di Liga Inggris.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun