Dini hari tadi (22/2/23) tersaji dua duel dalam lanjutan babak 16 besar Liga Champions Eropa antara Real Madrid kontra Liverpool dan Napoli kontra Frankfurt. Madrid menang besar (5-2) atas Liverpool dan Napoli berhasil menundukan Frankfurt dengan skor 2-0.
Madrid Bungkam Liverpool di Anfield
Performa Madrid di Anfield, markas Liverpool sangat menakjubkan. Walau sudah tertinggal dua gol pada 14 menit di babak pertama, Madrid tak patah arang.Â
Pelan tetapi pasti, pasukan Carlo Ancelotti mencari gol balasan. Alhasil ketika peluit babak pertama ditiup, Madrid sudah mengejar ketertinggalan, dan skor pun berubah 2-2.Â
Performa Madrid menggila di babak kedua. Selain membuat Liverpool tak bisa kembali mencetak gol, Madrid menambah pundi-pundi golnya. Tak tanggung-tanggung, Madrid menambah 3 gol balasan ke gawang Liverpool.Â
Untuk pertama kalinya Liverpool kebobolan 5 gol dalam sejarah klub ini berpartisipasi di Liga Champions. Juga, Liverpool gagal merealisasikan misi balas dendam lantaran kalah pada final Liga Champions di Paris pada musim lalu.Â
Pada titik ini, Madrid pun secara tak langsung sudah menjadi momok bagi Liverpool di Liga Champions. Selama empat musim terakhir, Liverpool terlihat sulit mengalahkan tim yang berasal dari ibu kota Spanyol ini.
Dari 5 pertemuan terakhir kedua tim di Liga Champions, Liverpool tak sekalipun menang. Sebaliknya, Madrid berhasil meraih 4 kemenangan, dan sekali bermain seri.
Ada pun kemenangan Madrid ditentukan, pertama-tama oleh mentalitas tim. Madrid seolah mengulangi apa yang dilakukannya pada musim lalu. Dalam mana, Madrid yang dipandang sebelah mata oleh sebagian pihak, tampil dengan gaya dan metode comeback.Â
Keunggulan tim lawan bukanlah beban. Sebaliknya, keunggulan lawan seolah menjadi motor penggerak mesin permainan Madrid hingga berhasil mencetak gol balasan.Â
Kedua, lini belakang Liverpool begitu rapuh. Kesalahan lini belakang Liverpool menjadi salah satu sebab dari kebobolan 5 gol Madrid. Lubang di lini belakang sangat dimanfaatkan dengan baik oleh permainan Madrid.Â
Ketidaksolidan lini belakang juga sangat dipengaruhi oleh peran para gelandang. Kontribusi para gelandang dalam mengontrol permainan sekaligus mengantisipasi serangan Madrid begitu mimim.Â
Malahan, trio gelandang Henderson, Fabinho, dan Stefan Bajcetic kalah dengan kesolidan Luca Modric, Eduardo Camavianga, dan Federico Valverde.Â
Lini tengah menjadi salah satu sebab kemunduran Liverpool pada musim ini. Hal itu kembali terbukti kala bertemu dengan Madrid. Minimnya kontribusi dalam urusan defens menjadi salah satu faktor dari kebobolan Liverpool.
Ketiga, Madrid kembali menunjukkan permainan efektif nan disiplin. Kendati Liverpool menguasai bola, Madrid begitu tenang menunggu kesalahan Liverpool dan mencari celah untuk melakukan serangan balik.Â
Serangan balik itu berbuah manis lantaran penyerang seperti Vinicius dan Karim Benzema juga jeli mengeksekusi peluang yang didapat. Madrid menang lantaran bermain tenang dan efektif.
Madrid menunjukkan keajaiban di Anfield. Keajaiban itu bisa menjadi alarm bagi tim-tim lain di Eropa bahwa peluang Madrid untuk mempertahankan gelar juara belumlah tertutup. Malahan, Madrid bisa menjadi ancaman serisu sebagaiman yang dilakukan pada musim lalu.
Napoli Pertahankan Level Konsistensi
Tak berlebihan jika menilai bahwa Napoli memberikan citra positif untuk Liga Itali pada kompetesi Liga Champions Eropa musim ini. Napoli menjadi salah satu tim yang tampil produktif selama babak penyisihan grup sekaligus melaju sebagai pemuncak grup.
Dalam babak penyisihan grup, Napoli hanya sekali kalah dari Liverpool. Kendati demikian, Napoli tetap berada di puncak klasemen grup.Â
Kontra Frankfurt, Napoli tampil mendominasi. Tercatat Napoli menguasai 70 persen laga dan mencatatkan 18 tembakan ke gawang, di mana 10 tepat sasaran.Â
Sebaliknya, Frankfurt dibuat tak berdaya. Hanya 1 tembakan yang tepat sasar gawang Napoli. Padahal, Napoli berstatuskan tamu di stadion Deusche Bank Park.Â
Kemenangan ini mempertegas konsistensi Napoli di Liga Champions. Peluang untuk melaju ke babak 8 besar makin terbuka.Â
Terlebih lagi, di leg kedua Napoli akan menjadi tuan rumah dan berpeluang memberikan perlawanan yang lebih sulit daripada di kediaman Frankfurt.Â
Tim asuhan Luciano Spalelleti ini terbilang sebagai tim kuda hitam di Liga Champions musim ini. Untuk itu, tim-tim lain patut berwaspada.
Kelebihan Napoli adalah pola permainan tim. Tiap lini mempunyai tanggung jawab dalam mengontrol permainan. Jadinya, tak ada individu yang begitu menonjol lantaran Napoli lebih bermain sebagai satu tim.
Status Napoli sebagai tim kuda hitam makin jelas apabila menimbang posisinya di Liga Italia. Berada di puncak klasemen sementara Liga Italia dengan perbedaan 15 poin dari tim di peringkat kedua memperjelas peluang Napoli meraih scudetto pada musim ini.Â
Bagi Madrid dan Napoli, leg kedua di kandang mereka seolah menjadi formalitas. Satu kaki sudah berada di babak selanjutnya.Â
Keberhasilan kedua tim ini menang di kandang lawan menjadi bekal yang sangat berharga pada leg kedua nantinya.Â
Salam Bola
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H