Kedua, lini belakang Liverpool begitu rapuh. Kesalahan lini belakang Liverpool menjadi salah satu sebab dari kebobolan 5 gol Madrid. Lubang di lini belakang sangat dimanfaatkan dengan baik oleh permainan Madrid.Â
Ketidaksolidan lini belakang juga sangat dipengaruhi oleh peran para gelandang. Kontribusi para gelandang dalam mengontrol permainan sekaligus mengantisipasi serangan Madrid begitu mimim.Â
Malahan, trio gelandang Henderson, Fabinho, dan Stefan Bajcetic kalah dengan kesolidan Luca Modric, Eduardo Camavianga, dan Federico Valverde.Â
Lini tengah menjadi salah satu sebab kemunduran Liverpool pada musim ini. Hal itu kembali terbukti kala bertemu dengan Madrid. Minimnya kontribusi dalam urusan defens menjadi salah satu faktor dari kebobolan Liverpool.
Ketiga, Madrid kembali menunjukkan permainan efektif nan disiplin. Kendati Liverpool menguasai bola, Madrid begitu tenang menunggu kesalahan Liverpool dan mencari celah untuk melakukan serangan balik.Â
Serangan balik itu berbuah manis lantaran penyerang seperti Vinicius dan Karim Benzema juga jeli mengeksekusi peluang yang didapat. Madrid menang lantaran bermain tenang dan efektif.
Madrid menunjukkan keajaiban di Anfield. Keajaiban itu bisa menjadi alarm bagi tim-tim lain di Eropa bahwa peluang Madrid untuk mempertahankan gelar juara belumlah tertutup. Malahan, Madrid bisa menjadi ancaman serisu sebagaiman yang dilakukan pada musim lalu.
Napoli Pertahankan Level Konsistensi
Tak berlebihan jika menilai bahwa Napoli memberikan citra positif untuk Liga Itali pada kompetesi Liga Champions Eropa musim ini. Napoli menjadi salah satu tim yang tampil produktif selama babak penyisihan grup sekaligus melaju sebagai pemuncak grup.
Dalam babak penyisihan grup, Napoli hanya sekali kalah dari Liverpool. Kendati demikian, Napoli tetap berada di puncak klasemen grup.Â
Kontra Frankfurt, Napoli tampil mendominasi. Tercatat Napoli menguasai 70 persen laga dan mencatatkan 18 tembakan ke gawang, di mana 10 tepat sasaran.Â