Ten Hag pandai melakukan rotasi.Bukan sekadar rotasi lantaran rotasinya memberikan keseimbangan dan kekuatan formasi tim juga tak berubah.Â
Kedua, Fleksibilitas posisi pemain.Â
Kendati kaku dengan sistem formasinya, Ten Hag coba fleksibel dengan posisi para pemain. Terlihat Ten Hag mulai mengenal karakter para pemain, serentak berupaya mengeluarkan kualitas yang berbeda dari para pemainnya.Â
Rashford gemilang saat bermain  di sayap kiri. Namun, Ten Hag mencobanya untuk memainkan sebagai striker dan Rashford menunjukkan kualitasnya di dua laga terakhir. Akibatnya, Ten Hag  mempunyai alternatif striker.Â
Lalu, B. Fernandes pun mulai digeser di bagian kanan lantaran dia memberikan peran baru kepada Weghorst. Weghorst tampil gemilang di peran barunya, dan performa Fernandes pun tak melempem walau keluar dari posisi aslinya di nomor 10.
Temuan baru Ten Hag juga adalah memainkan L. Shaw sebagai bek tengah. Biasanya Shaw bermain di bek kiri. Walau Verane dan Martinez dalam kondisi terbaik, Ten Hag tak ragu untuk memainkan Shaw sebagai bek kiri dan mengistirahakan antara Martinez ataukah Verane.Â
Ten Hag fleksibel dalam memberikan peran kepada para pemain di skuadnya. Fleksibilitas ini membuat tim tampil seimbang. Walau ada pemain tertentu yang absen karena cedera atau pun akumulasi kartu, Ten Hag mempunyai pemain alternatif lantaran pernah dimainkan di posisi yang sama.Â
Fleksibilitas ala Ten Hag butuh keberanian dan juga kejelian membaca taktik tim. Paling kurang hal itu mesti ditopang oleh pemain lain agar rotasi pemain tak terlalu berdampak pada penampilan tim.Â
Ketiga, Fokus pada kelebihan tim.
Salah satu senjata rahasia Ten Hag adalah fokus pada kekuatan dan kelebihan tim. Hemat saya, kelebihan Ten Hag adalah formasi yang diterapkannya sekaligus beberapa pemain penting.Â
Formasi tak begitu berubah. 4-2-3-1 menjadi andalan Ten Hag. Hanya saja Ten Hag mengubah pemain dalam formasi dan hal itu cukup mengejutkan lawan.Â