Ketika ruang ganti sudah di bawah kontrol, Ten Hag perlahan membangun sistem permainan tim. Sejauh ini, Ten Hag selalu berpaku pada sistem formasi 4-2-3-1.Â
Bedanya, Ten Hag melakukan perubahan pemain untuk formasi tertentu. Sejauh ini, ada beberapa hal menonjol yang ditunjukan Ten Hag dalam membangun MU pada arah yang tepat.Â
Pertama, Rotasi Pemain.
Ten Hag tak begitu mengubah formasi andalannya. Yang harus beradaptasi adalah para pemain.Â
Misalnya, dalam dua laga terakhir, Ten Hag mengubah posisi W. Weghorst dari penyerang tunggal yang biasanya dimainkan laiknya pemain bernomor 10 menjadi penyerang lubang di belakang striker utama.Â
Weghorst digeser ke belakang dari posisi aslinya, dan menempatkan M. Rashford sebagai striker tunggal.Â
Peran baru Weghorst ini cukup efektif lantaran pemain timnas Belanda itu ikut membantu kerja lini tengah MU. Fisiknya yang tinggi dan kokoh membuat lini tengah MU makin solid.Â
Juga, Ten Hag begitu familiar dengan perubahan komposisi di bek tengah. R. Verane, L. Martinez, V. Lindelof, dan Harry Maguire kerap dirotasi. Bahkan  L. Shaw juga ditempatkan sebagai bek tengah.Â
Dengan ini, Ten Hag tak terpaku pada satu atau dua bek semata. Malahan, Lindelof dan Maguire mulai menunjukkan kualitas  dan mulai berkontribusi untuk tim.Â
Selain itu, pada beberapa laga terakhir, berkat kedatangan M.Sabitzer dari Bayern Muenchen pada transfer musim dingin, Ten Hag mempunyai peluang untuk merotasi pemain andalannya Casemiro.Â
Sabitzer perlahan mengisi posisi Casemiro, dan bahkan bisa diduetkan dengan pemain asal Brasil sebagai gelandang jangkar atau pun pemain seperti Fred.Â