Dengan ini, MU bisa menjadi pesaing ketat antara Arsenal dan Manchester City. Pasalnya, MU makin tampil seimbang. Keseimbangan MU tak lepas dari sentuhan tangan dingin pelatih Erik Ten Hag.Â
Ten Hag mampu mengubah mentalitas MU. Perubahan itu nampak tatkala MU bermain lebih efektif dan bersatu sebagai tim. Terbukti, MU menjadi satu-satunya tim yang masih bermain di 4 kompetisi berbeda. Bahkan MU sudah masuk final Piala Carabao dan bermain kontra Newcastle United.
Di Piala Eropa, MU berhasil menahan imbang Barcelona 2-2. Selepas laga pelatih Barca, Xavi Hernandez mengakui kelebihan MU dan menyatakan bahwa MU di tangan Ten Hag sesungguhnya sudah bangkit.Â
Menghadapi Leicester yang berada di posisi ke 14 besar memang tetap diwaspadai lantaran Leicester sementara berada dalam kondisi terbaik.Â
Namun, MU patut bersikap optimis. Walau Ten Hag menghadapi badai cedera beberapa pemain penting, pelatih asal Belanda ini mampu bertahan dengan formasi yang sama 4-2-3-1, dan hanya mengubah komposisi pemain di beberapa lini tertentu.Â
Ten Hag mampu menjaga keseimbangan permainan timnya dengan memanfaatkan komposisi skuad yang ada. Juga, Ten Hag sudah mengembalikan mentalitas para pemain MU untuk meraih hasil penting di setiap laga.Â
Makanya, permainan kontra Leicester menjadi momen bagi MU untuk menekan Manchester City yang berada di posisi kedua. Kendati tak serta merta menggeser Manchester City dari posisi kedua, tekanan yang diberikan bisa memanaskan peta persaingan di puncak klasemen sementara Liga Inggris.Â
Arsenal mempunyai keuntungan besar kala menang kontra Aston Villa dan di saat yang bersamaan pesaing terdekatnya, Manchester City meraih hasil imbang. Kala Manchester City imbang, MU mempunyai peluang untuk menempel ketat Manchester City di posisi kedua klasemen sementara Liga Inggris 2022/23.
Salam Bola
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H