Paling tidak, hal inilah yang melatari aktor Lucky Hakim mengundurkan diri dari jabatan sebagai wakil bupati Indramayu.Â
Melansir berita dari Kompas. com (15/2/23), Lucky Hakim  menyatakan bahwa beliau mengundurkan diri dari jabatan sebagai wakil bupati sejak 13 Februari.
Sebagaimana yang disampaikan dalam wawancara yang berlansung di kawawasan Tapos, Depok, Jawa Barat, Lucky Hakim selain menegaskan pengunduran diri, juga menyampaikan motif di balik pengunduran dirinya.
Menurut pria berusia 45 tahun ini, dia mengundurkan diri karena tak bisa mengembang amanah yang dipercayakan kepadanya.Â
Secara spefisik, dia menilai bahwa dia tak mampu merealisasikan janji yang disampaikan selama masa kampanye. Karena ketidakmampuannya itu, Lucky Hakim memilih untuk mengundurkan diri daripada menghianati janji yang telah dibuatnya.Â
Sepintas hal ini memberikan pendidikan politik, sekaligus membangun budaya baru dalam dunia politik.
Pada tempat pertama, Lucky Hakim memberikan pendidikan politik dalam menilai dan memanfaatkan jabatan politik.Â
Jabatan politik yang terlahir leat kontestasi politik merupakan amanah rakyat. Makanya setiap pemimpin politik mesti mempertanggungjawabkan jabatan itu lewat kepemimpinan yang berpihak pada rakyat dan bukannya berseberangan dari amanah rakyat.
Lucky Hakim resmi memimpin sebagai wabup pada 26 Februari 2021. Dan 3 tahun kemudian, Lucky menyadari bahwa dia tak mampu mengemban amanah itu. Pengunduran diri pun menjadi pilihan, sekaligus membuka peluang untuk sosok yang bisa dinilai pantas.Â
Kedua, pengunduran diri itu mencerminkan masih adanya "budaya malu' di. Menelisik alasan di balik pengunduran diri Lucky Hakim, terlihat ada rasa malu karena tak mampu merealisasikan visi dan misi selama masa kampanye.Â
Budaya malu, hemat saya, merupakan kearifan yang patut dihidupi dan dipertahankan.Â