Terbukti dengan Darwin Nunez yang dibeli Liverpool dari Benfica di awal musim ini. Sejauh ini, Nunez masih mencari formula yang tepat untuk tampil konsisten bersama Liverpool.
Hal ini menjadi tantangan tersendiri untuk Chelsea. Makanya, mengharapkan hasil instan dari kehadiran Enzo adalah sesuatu yang perlu dihindari agar si pemain tak terjepit atau pun klub tak kecewa dengan harga yang telah dikucurkan.Â
Untuk itu, untung dan rugi bisa saja menghantui Chelsea dari transfer pemain pada bulan Januari ini, termasuk pembelian mahal Enzo dari Benfica. Belum tentu, semua pemain yang dibeli bisa menaikan performa Chelsea ke jalur yang tepat.Â
Kemungkinan besar, Enzo menjadi alternatif kepergian Jorginho yang dijual ke Arsenal. Cukup mengejutkan kala Chelsea membiarkan Jorginho pergi ke tim rival, Arsenal yang sementara berada di puncak klasemen sementara Liga Inggris.Â
Padahal, performa Jorginho musim ini tak begitu buruk. Terbilang, Jorginho tampil di 18 laga dan mencatatkan 2 assis. Memang, performanya agak tak konsisten. Barangkali Jorginho kehilangan patner yang cocok seperti Kovacic dan Kante.Â
Jorginho akan menjadi pelapis yang sepadan untuk Thomas Partey dan Xhaka Granit di lini tengah. Apabila ditilik dari statistik ketiga pemain, ketiganya mempunyai catatan yang relatif sama pada musim ini.Â
Makanya, kehadiran Jorginho bisa menguatkan performa Arsenal hingga akhir musim, terlebih khusus dalam mengejar trofi Liga Inggris.Â
Ya, duo gelandang jangkar Partey dan Xhaka menjadi salah satu kunci keberhasilan Arsenal konsisten berada di puncak klasemen sementara Liga Inggris. Keduanya berhasil membantu dalamurusan aliran bola untuk menyerang sekaligus menjaga kesolidan lini belakang.Â
Tantangan untuk Arteta kala salah satu kedua pemain ini absen. Makanya, kehadiran Jorginho bisa menutup lubang yang ditinggalkan.Â
Lebih jauh, Jorginho mempunyai rekam jejak yang mengagumkan selama 4 setengah tahun di Chelsea. Jorginho selalu menjadi pilihan utam di lini tengah Chelsea.
Dari sisi pengalaman, Arsenal tak membutuhkan waktu untuk melihat performa terbaik dari pemain timnas Italia tersebut. Jorginho barangkali hanya beradaptasi dengan taktik pelatih Mikel Arteta dan selebihnya iklim sepak bola tetap sama sebagaimana yang dialaminya di Chelsea.Â