Dua gol ini tercipta saat laga baru dimulai. Padahal kalau ditimbang, saat-saat awal biasanya situasi pemain masih fokus dan segar. Namun, Indonesia malah teledor di menit-menit awal.
Benar dengan apa yang dikatakan bahwa hasil dari sebuah turnamen sepak bola sangat ditentukan oleh konsentrasi penuh sepanjang 90 menit. Teledor satu menit bisa berbuah petaka untuk tim.Â
Namun, tak jarang terjadi di mana ada yang begitu ngotot di menit-menit awal, tetapi melempem karena kelelahan di menit-menit akhir. Sebaliknya, ada yang tampil santai di menit-menit awal, tetapi intensitas meningkat di menit-menit akhir.Â
Vietnam membaca kelemahan Indonesia. Di menit-menit awal, kosentrasi tim Garuda belum sepenuhnya fokus. Tak ayal, Vietnam memanfaatkan situasi dan menciptakan dua gol cepat.
Gol pertama bermula dari keraguan bek-bek Indonesia membaca umpang panjang pemain Vietnam. Gol kedua yang bermula dari sepak pojok juga menunjukkan kelemahan para pemain melakukan penjagaan pada para pemain Vietnam.
Indonesia tak membaca kelemahannya yang sudah kebobolan di menit-menit awal pada babak pertama. Terbukti, baru tiga menit berjalan di babak kedua, Indonesia kembali kebobolan. Alih-alih belajar dari pengalaman, Indonesia malah terjatuh pada situasi yang sama.Â
Vietnam terlihat mengetahui titik kelemahan tim Garuda. Lengah di menit-menit awal dan kelemahan itu dimanfaatkan dengan sebaik mungkin.Â
Ditambah lagi, timnas Indonesia seolah tak mempunyai alternatif untuk merusak kesolidan timnas Vietnam. Jadinya, permainan Indonesai terbilang monoton karena tak banyak menciptakan banyak peluang yang mengancam lini belakang timnas Vietnam.
Kelebihan Vietnam adalah mampu membaca kelemahan timnas Indonesia. Dua gol  yang dibuat oleh anak-anak asuh Park Hang-seo membuktikan bahwa Vietnam berhasil memainkan strateginya dengan baik.Â
Ini menjadi pelajaran berharga untuk timnas. Waktu selama 90 menit sangat berharga.
Konsentrasi tim perlu tercipta sejak menit-menit awal laga dimulai. Tak boleh lengah ketika sudah memasuki lapangan.Â