Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Efek Positif dan yang Disesalkan Kala Cristiano Ronaldo Dicadangkan

7 Desember 2022   06:26 Diperbarui: 7 Desember 2022   10:00 2704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Portugal berhasil melaju ke perempat final Piala Dunia 2022.| Foto: AFP/Jewel Samud via Kompas.com

Kemenangan timnas Portugal 6-1 kontra timnas Swiss di babak 16 besar menjadi salah satu penampilan terbaik Portugal di Piala Dunia 2022, Qatar.

Anak-anak asuhan Fernando Santos tampil agresif dan mendominasi dalam laga yang berlangsung di stadion Lusail, Lusail, Qatar (7/12/22).

Keberhasilan Portugal ini ditandai oleh keputusan berani Santos yang membangkucadangkan Cristiano Ronaldo. 

Keputusan ini, memang, mengeryitkan sebagian pihak lantaran Ronaldo sudah menjadi bagian penting dari timnas Portugal dan masih berstatuskan sebagai kapten tim.

Akan tetapi, langkah membangkucadangkan pemain berusia 37 tahun ini berbuah manis. Walau langkah itu bertolak belakang dengan pandangan sebagian pihak, Portugal malah tampil mengagumkan. 

Posisi Ronaldo digantikan oleh Goncalo Ramos. Ramos pun tak menyia-nyiakan kepercayaan itu. Ramos berhasil berhasil mencetak tiga gol sekaligus menjadikannya pemain pertama yang mencatatkan hattrick dalam satu laga pada Piala Dunia 2022 sejauh ini. 

Ronaldo baru masuk di menit ke-71 saat Portugal sudah unggul 5-1. Tentu saja, langkah ini adalah bagian dari taktik karena laga sudah di bawah kendali Portugal. Ketika Ronaldo masuk pun, perannya pun tak begitu dominan.

Keputusan Santos membangkucadangkan Ronaldo dan hasil laga kontra Swiss bisa menjadi landasan Portugal tatkala bersua Maroko di partai perempat final. 

Lebih jauh, tak memainkan Ronaldo, paling tidak menunjukkan efek penting untuk timnas Portugal. 

Pertama, Portugal berhasil melepaskan diri dari ketergantungannya pada Ronaldo. 

Bukan lagi rahasia jika reputasi dan kualitas Ronaldo telah melekat kuat di dalam tubuh timnas Portugal. Selama lebih dari satu dekada terakhir sangat sulit untuk meminggirkan begitu saja pemain yang pernah bermain di Real Madrid dan Juventus dari skema permainan timnas.

Kemampuan Ronaldo tak bisa diragukan. Berstatuskan sebagai salah satu pemain terbaik di dunia, Ronaldo menjadi tokoh sentral dari permainan Portugal. 

Walau demikian, faktor usia tak bisa ditolak. Kualitas ikut menurun dan tak sesuai dengan tuntutan tim. 

Tuntutan laga tak lagi sepenuhnya terjawab oleh kualitas seorang Ronaldo. Memaksakan Ronaldo yang tak tampil konsisten menjadi bagian dari skema tim malah bisa membungkam kualitas para pemain lainnya.

Ketika Ronaldo dicadangkan, pemain lain tampil gemilang. Malahan, Portugal tampil sebagai tim yang kuat dan bisa mencemaskan tim-tim lawan.

Sebenarnya, keputusan Santos taklah baru. Manajer Manchester United (MU), Erik Ten Hag melakukan cara ini sejak mengambil alih tugas sebagai pelatih di MU.

Ronaldo tak lagi menjadi pilihan di lini depan MU. Akibatnya, MU tetap tampil konsisten, dan ketika Ronaldo dimainkan performa Ronaldo tak begitu meyakinkan.

Sama halnya, di 20 menit terakhir tatkala Ronaldo dimasukan sebagai pemain pengganti. Ronaldo gagal menunjukkan performa terbaik. 

Hasil positif saat Portugal menundukan Swiss kian menunjukkan keterlepasan Portugal dari ketergantungan pada Ronaldo. 

Walau ketergantungan itu perlahan dilepaskan, suporter Portugal tak begitu saja melepaskan diri dari keterikatan mereka pada Ronaldo. 

Tampaknya para suporter meneriakan nama Ronaldo. Tak heran, para suporter Portugal bersorak ria saat Ronaldo memasuki lapangan. 

Bahkan terpampang tulisan sebelum laga dimulai, Ronaldo, we have come for you!

Tulisan seperti ini tentu saja menimbulkan efek tertentu. Pelatih bisa terpojok lantaran suporter lebih melihat satu individu semata daripada permainan sebuah tim. 

Sikap suporter yang lebih mengharapkan Ronaldo untuk bermain begitu disesalkan. Seharusnya, suporter melihat wajah baru. Portugal yang tampil lebih meyakinkan daripada melihat Ronaldo di lapangan tetapi gagal bersinar. 

Kemenangan kontra Swiss menjadi pelajaran berharga untuk Portugal bahwa timnas Portugal tak bergantung pada satu pemain semata. 

Kedua, Portugal bermain lebih sebagai tim daripada menekan kualitas dan popularitas satu individu semata.

Portugal menunjukkan permainan tim dalam kontra Swiss. Serangan balik yang terorganisir dan lini belakang yang solid begitu nampak saat Portugal bermain kontra Swiss.

Bahkan ketika Ronaldo sudah memasuki lapangan, pola permainan Portugal pun mulai menempatkan Ronaldo sebagai main target. Intensitas pun ikut melemah. 

Sebaliknya, Portugal lebih menakutkan tatkla tak diperkuat oleh Ronaldo. Ya, Portugal bukannya tanpa pemain bertalenta di lini depan. 

Bahkan lini depan Portugal bisa lebih bermain sebagai tim lantaran tak ada pemain yang mempunyai kualitas individu yang lebih mencolok laiknya Ronaldo.

Kala mempunyai sekumpulan pemain berbakat, permainan tim menjadi kunci kesuksesan.

Terbukti, dari kehadiran Goncalo Ramos yang mencetak tiga gol dalam jangka waktu 20 menit. 

Ketika Ronaldo masuk, suporter memberikan tepuk tangan. Sebenarnya, Ramos yang ditarik keluar menit ke-74 hampir bersamaan dengan masuknya Ronaldo yang mesti mendapat sambutan meriah karena tampil gemilang dan memberikan tiga gol.

Terlihat kecintaan pada Ronaldo seolah membuat sebagian suporter jadi buta. Hanya melihat sosok tertentu, dan melupakan kenyataan yang membuat Portugal bisa tembus ke perempat final.

Di perempat final, Portugal akan ditantangan oleh Maroko. Maroko yang berhasil menyingkirkan Spanyol lewat drama adu penalti bisa mengejutkan. Untuk itu, Santos tak boleh mengambil langkah gegabah, termasuk dalam seleksi pemain dan mendengarkan suara suporter. 

Akan sangat sulit jika Santos kembali menempatkan Ronaldo sebagai striker utama dan meminggirkan Ramos di bangku cadangan. 

Bagaimana pun, Santos perlu menjaga komposisi skuad yang sama dan melanjutkan euforia di tubuh Portugal untuk menjaga performa yang sama. 

Membangkucadangkan Ronaldo berdampak pada permainan tim. Sayangnya, efek positif ini malah dicederai oleh beberapa suporter yang cenderung memikirkan Ronaldo daripada timnas secara keseluruhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun