Bahkan terpampang tulisan sebelum laga dimulai, Ronaldo, we have come for you!
Tulisan seperti ini tentu saja menimbulkan efek tertentu. Pelatih bisa terpojok lantaran suporter lebih melihat satu individu semata daripada permainan sebuah tim.Â
Sikap suporter yang lebih mengharapkan Ronaldo untuk bermain begitu disesalkan. Seharusnya, suporter melihat wajah baru. Portugal yang tampil lebih meyakinkan daripada melihat Ronaldo di lapangan tetapi gagal bersinar.Â
Kemenangan kontra Swiss menjadi pelajaran berharga untuk Portugal bahwa timnas Portugal tak bergantung pada satu pemain semata.Â
Kedua, Portugal bermain lebih sebagai tim daripada menekan kualitas dan popularitas satu individu semata.
Portugal menunjukkan permainan tim dalam kontra Swiss. Serangan balik yang terorganisir dan lini belakang yang solid begitu nampak saat Portugal bermain kontra Swiss.
Bahkan ketika Ronaldo sudah memasuki lapangan, pola permainan Portugal pun mulai menempatkan Ronaldo sebagai main target. Intensitas pun ikut melemah.Â
Sebaliknya, Portugal lebih menakutkan tatkla tak diperkuat oleh Ronaldo. Ya, Portugal bukannya tanpa pemain bertalenta di lini depan.Â
Bahkan lini depan Portugal bisa lebih bermain sebagai tim lantaran tak ada pemain yang mempunyai kualitas individu yang lebih mencolok laiknya Ronaldo.
Kala mempunyai sekumpulan pemain berbakat, permainan tim menjadi kunci kesuksesan.
Terbukti, dari kehadiran Goncalo Ramos yang mencetak tiga gol dalam jangka waktu 20 menit.Â