Berbicara tentang kiprah tim Tango, Argentina pada Piala Dunia 2022 di Qatar, pikiran kita biasanya langsung tertuju ke mega bintang, Lionel Messi. Memang, hal itu sangat beralasan.
Reputasi Messi di kancah sepak bola sebagai pemain terbaik tak bisa diragukan. Mengoleksi 7 trofi Ballon d'Or menempatkan Messi dalam deretan Greatest all the Time (Goat).
Tak sedikit pun yang memprediksi bahwa Piala Dunia 2022 bisa menjadi kesempatan terakhir dan momentum Messi meraih trofi Piala Dunia.Â
Hal itu tak lepas dari performa timnas Argentina sejauh ini, di mana selain berhasil meraih trofi Copa America tahun lalu, juga skuad timnas Argentina datang ke Qatar dengan membawa kesiapan dan kepercayaan diri tinggi.Â
Akan tetapi, kalau diulur lebih jauh kesuksesan Messi bersama timnas tak terjadi dengan sendirinya. Ada peran tangan lain di balik kesuksesan dari permain berjuluk La Pulga tersebut bersama timnas Argentina.Â
Juru taktik timnas Argentina yang masih berusia 44 tahun, Lionel Scaloni patut mendapat apresiasi lebih atas kesuksesan timnas Argentina.Â
Menggantikan Jorge Sampaoli sebagai pelatih setelah kegagalan Argentina pada Piala Dunia 2018 di Rusia, nama Scaloni terbilang pilihan yang mengejutkan.
Scaloni tak mempunyai rekam jejak sebagai pelatih kepala. Dia hanyalah analis di tim kepelatihan Sampaoli semenjak di Sevilla hingga di timnas Argentina.
Status Scaloni pun hanya sebagai pelatih interim. Tak ayal, perjalanan awal karirnya tak begitu meyakinkan.
Kendati demikian, Scaloni mulai mengubah sistem kerja kepelatihannya La Albiceleste dengan memilih beberapa nama yang sudah makan garam bersama timnas Argentina sebagai bagian dari staf kepelatihan timnas Argentina.Â
Pablo Aimar, Walter Samuel, dan Robert Ayala yang merupakan mantan pemain Argentina dimasukan menjadi bagian dari sistem kerja Scaloni di timnas.Â
Lalu, Scaloni berani memilih para pemain muda. Menariknya, Scaloni belum memanggil Messi di 6 laga perdananya di timnas dengan tujuan menguatkan mentalitas para pemain yang umumnya masih muda untuk kategori timnas Argentina.
Scaloni menilai bahwa sangat penting untuk menguatkan mentalitas para pemain muda sebelum menjadi rekan setim Messi. Benar saja, berkat pengaruh Aimar yang merupakan idola Messi, Scaloni bisa menjelaskan cara kerja timnas dan meyakinkan Messi menjadi bagian penting dari skuad Argentina.Â
Di tengah iklim sepak bola Argentina yang tak begitu menghargai proses, Scaloni bekerja dengan tenang. Proses pun tak menipu. Terbukti saat Argentina menjadi juara juara Copa America tahun 2021 di stadion Maracana.Â
Selain itu, Scaloni pun membantu Argentina menjaga level konsistensi. 35 laga tak terkalahkan. Dua lagi, Argentina bisa menyamai capaian Italia dengan 37 laga tak terkalahkan.
Kekalahan terakhir Argentina pada semifinal Copa America tahun 2019 dari tangan Brasil. Lalu, semenjak di tangan Scaloni, Argentina baru mengalami 4 kekalahan.
Terang saja, Scaloni tak hanya mendapat kepercayaan penuh dari badan sepak bola Argentina, tetapi pelatih yang lahir 16 Mesi 1978 ini juga mendapat simpati baik di ruang ganti maupun suporter.Â
Pandangan yang meragukan dirinya pun pudar bersamaan dengan membaiknya performa timnas Argentina. Yang hidup di timnas Argentina adalah optimis meraih kesuksesan, termasuk meraih trofi Piala Dunia.Â
Scaloni menjadi pelatih timnas Argentina terlama apabila dibandingkan dengan 12 pelatih sebelumnya. Melansir tulisan dari the Guardian.com (18/11/22), Scaloni membeberkan rahasia dari kesuksesannya dalam membangun kekuatan timnas Argentina.
Menurutnya, selain dia dan staf memberikan arahan berdasarkan pengalaman mereka sebagai pemain, juga Scaloni tak ragu untuk mendengarkan para pemainnya.
Metode ini terinspirasi dari membaca wawancara Carlo Ancelotti, pelatih Real Madrid. Ancelotti mau mendengarkan para pemain. Metode itu pun membantu Ancelotti dalam mengatur tim yang berujung pada kesuksesan yang dialaminya hingga saat ini.
Pantas saja, Scaloni yang masih berusia relatif muda dan tak mempunyai rekam jejak yang banyak sebagai pelatih mempunyai relasi yang harmonis dengan para pemain.
Mendengarkan para pemain menjadi bagian terbaik dalam membangun permainan tim. Jadinya, tak hanya pelatih yang memainkan peran penting dalam mengatur permainan tim, tetapi juga para pemain pada umumnya.
Dengan ini, Scaloni benar-benar membangun kekuatan timnas Argentina atas dasar kerja sama di antara setiap unsur di dalam tim. Mulai dari pelatih, staf hingga para pemain.
Timnas Argentina dipandang salah satu favorit untuk mengangkat trofi Piala Dunia di Qatar. Akan tetapi, Scaloni malah terlihat rendah hati serentak waspada dengan status yang disematkan ke timnya.
Scaloni menilaih bahwa piala dunia berbahaya lantaran tim terbaik kerap kali tak juara. Dengan ini, Scaloni tak mau hanyut pada status favorit yang disematkan ke timnya.
Malahan, Scaloni yang berasal dari Pujato, salah satu wilayah pertanian di Argentina menekankan pada kesiapan timnya untuk menghadapi setiap laga dengan sungguh-sungguh.Â
Scaloni sempat diragukan, namun saat ini menjadi asa terbesar untuk membawa Argentina menuju panggung juara Piala Dunia 2022 di Qatar.Â
Pengalaman selama empat tahun sebagai pelatih timnas Argentina bisa menjadi modal berharga bagi Argentina berbicara banyak di turnamen 4 tahun sekali ini, termasuk menguatkan keyakinan suporter pada statusnya sebagai pelatih timnas Argentina.
Salam Bola
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H