Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Piala Dunia Qatar yang Dikritik dan Belajar dari Penyesalan Sepp Blater

9 November 2022   18:41 Diperbarui: 9 November 2022   18:42 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Piala Dunia Qatar 2022. Foto: AFP/Mustafa Abumunes via Kompas.com

Piala Dunia 2022 di Qatar  yang akan dimulai 20 November hingga 18 Desember 2022 mendatang akan menjadi hiburan yang menarik pecinta sepak bola. Perhelatan sepak bola akbar yang berlangsun 4 tahun sekali ini menghadirkan 32 tim dan menyuguhkan 384 laga. 

Pelbagai prediksi tentang tim mana yang keluar sebagai juara sudah mulai beredar. Beberapa tim sudah memastikan nama-nama pemain yang akan dibawa ke Qatar. Atribut yang bernuansa piala dunia gegap gempita di pelbagai media. 

Di balik euforia itu, perhelatan piala dunia di Qatar tak luput dari kritikan. Kritikan bukan menyangkut prihal jadwal yang agak berbeda dari piala dunia sebelumnya, tetapi lebih pada kondisi dan kapasitas Qatar sebagai tuan rumah.

Melansir berita dari BBC Sport. (6/11/22), banyak kritik yang dilontarkan ke Qatar sebagai tuan rumah. Alasan di balik kritik-kritik itu soal pandangan dan perlakuan negara Qatar tentang LGBT, relasi hubungan sejenis, kasus hak asasi manusia, dan perlakuan pada pekerja migran. 

Bahkan dugaan muncul bahwa pembangunan stadion-stadion yang disiapkan untuk perhelatan piala dunia telah menimbulkan pelanggaran hak asasi manusia. Dalam mana, para pekerja yang umumnya merupakan migran diperlakukan tak manusiawi.

Melansir berita dari BBC. com (25/8/22), tercatat 30 ribu pekerja asing yang dipakai untuk pembangunan 7 stadion baru untuk Piala Dunia, ratusan hotel, jalan, dan fasilitas publik lainnya. 

Pemanfaatan tenaga kerja asing ini tak sebanding dengan pelayanan yang diberikan. Tak sedikit pekerja yang meninggal dunia. 

Melansir berita dari the Guardian. com (23/2/21) tercatat ada 6500 pekerja asing yang dinyatakan menjadi korban. Sebab umumnya karena tak ada pembatasan waktu kerja yang sesuai standar, melakukan pekerjaan di bawah suhu udara yang panas, dan fasilitas penginapan para pekerja. 

Pemerintah Qatar menolak hal itu, dan menilai bahwa apa yang tersampaikan sebagai informasi yang tak benar. 

Sebagaimana yang disampaikan oleh menteri luar negeri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al Tahin ke Sky News (7/11/22),  menilai bahwa kritik pada Qatar sebagai tuan rumah terlihat arogan dan terlihat tak menerima negara kecil seperti Qatar menjadi tuan rumah piala dunia.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun