Melansir berita dari Manchester Evening News (18/10//22), salah satu alasan di balik pencapaian Man City adalah performa Man City sebagai klub secara keseluruhan. Tak hanya ditakar dari trofi yang diraih.Â
Hal itu juga dilihat kiprah Man City kiprah Man City mulai dari level tim yunior dan juga tim wanita. Selain itu, takaran yang diambil juga pada upaya Man City mengorbitkan para pemain muda ke tim senior.Â
Lebih jauh, pencapaian Man City sebagai tim terbaik ala Ballon d"or juga dicatat dari performa Man City pada musim lalu. Tercatat sebagai tim yang mencatatkan jumlah gol terbanyak di 5 liga di Eropa, Man City berhasil mencatatkan 150 gol di semua kompetesi. Lalu, di level domestik, Man City mencatatkan 93 poin dengan catatan 100 gol.Â
Namun, catatan ini tetap tak meyakinkan. Toh, pencapaian menjadi tim yang terbaik kerap kali bergantung pada hasil akhir berupa trofi yang tercapai, terlebih khusus trofi Liga Champions. Liga Champions menjadi legitimasi atas status sebuah klub di Eropa dan bahkan untuk level dunia.Â
Terlebih lagi, trofi yang diraih tercapai lewat organisasi permainan tim yang berupaya dan berhasil mengatasi keterbatasan tim. Dengan kata lain, raihan itu menunjukkan keberhasilan sebuah tim dalam mengeluarkan kemampuan terbaik, termasuk mengatasi keterbatasan tim.Â
Belum lagi ditimbang dari sisi skuad yang dimiliki. Man City mempunyai skuad yang terbilang mumpuni. Kekurangan Man City hanyalah pos striker pada musim lalu. Dari sisi skuad Man City unggul atas Madrid.Â
Madrid masih mengandalkan para pemain veteran. Kendati demikian, Madrid mampu berkompetesi dengan tim-tim kuat seperti Paris Saint Germain (PSG), Chelsea dan Man City. Bahkan melawan tiga tim besar ini, Madrid mampu melakukan dram comeback yang menaikan reputasi Madrid dan memantik simpati pecinta sepak bola.  Â
Di bawah kendali Manajer Carlo Ancelotti, Madrid bermain konsisten walaupun tak begitu getol mendatangkan pemain baru. Umumnya, Ancelotti masih memercayakah para pemain yang ditinggalkan oleh pelatih sebelumnya. , Zidane.Â
Bahkan pelatih asal Italia ini tak terlalu terbebankan ketika pemain penting seperti Raphael Verane dan Sergio ramos meninggalkan Madrid. Awal musim 2022/23 ini, Madrid kembali ditinggalkan oleh Casemiro yang hengkang ke Manchester United (MU).Â
Walau demikian, Madrid tetap tampil pada level terbaik. Tercatat musim ini, Madrid menjadi salah satu tim yang belum terkalahkan di semua kompetesi dan bertengger di puncak klasemen sementara Liga Inggris.Â
Seyogianya, Madrid dinyatakan sebagai tim berbaik. Status nampak pada upaya tim dalam memanfaatkan skuad dengan keterbatasan-keterbatasan tertentu. Kerterbatasan itu pada tempat pertama adalah kemampuan Madrid memanfaatkan jasa beberapa pemain veteran seperti Karim Benzema, Luka Modric, Toni Kross, dan Marcelo yang juga sudah pergi dari Madrid.Â