Di sisi lain, cara Jokowi seperti pukulan halus nan keras untuk para pengeritik dan pengragu ijasahnya. Walau Jokowi tak melakukan konfrontasi secara langsung, namun dengan bertemu teman-teman kuliah sekaligus memuatnya di media sosial, Jokowi memberikan pukulan keras.
Keraguan atas ijasah Presiden Jokowi perlu juga diragukan. Mengapa mereka meragukannya? Keraguan mereka patut diragukan dengan pandangan yang rasional dan bukti yang valid.
Hemat saya sangat sulit untuk meragukan atau pun membantah adanya ijasah S1 Jokowi. Pasalnya dalam aturan main untuk berpartisipasi sebagai kandidat politik beliau menunjukkan dokumen-dokumen penting termasuk ijasah.Â
Kalau ada ketimpangan pastinya pihak penyeleksi sudah membatalkan pencalonannya. Namun faktanya Jokowi sudah Dua periode presiden, belum lagi tehitung jabatan politis di tingkat daerah. Artinya dokumen yang ditampilkan valid dan dapat dipertanggungjawabkan.
Lebih jauh, cara Jokowi bertemu dengan teman-teman sewaktu kuliahnya merupakan bukti valid dan sulit untuk dibantahkan. Keraguan yang mungkin akan masih muncul seperti angin lalu atau pun suara-suara yang mencari panggung semata.
Apalagi jika persepsi itu berkaitan erat dengan motif politik. Jadinya, suara-suara memang bermuatan politik tetapi tanpa pendidikan politik yang bernilai.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H