Pemain yang mencetak 2 gol ke gawang Honduras dan terus memperpanjang catatan golnya, 88 gol dari 163 laga ini akan menjadi tulang punggung utama Argentina pada Piala Dunia 2022. Peran Messi di timnas Argentina semasa asuhan Scarloni terbantukan karena dia mempunyai rekan-rekan setim yang tampil begitu solid, bermain efektif, dan memberikan ruang untuknya berkreasi.
Messi tak begitu khawatir dengan lini belakang karena performa lini belakang Argentina termasuk yang solid di Amerika Selatan.Â
Piala Dunia 2022 bisa menjadi kesempatan terakhir bagi pemain berusia 35 tahun. Raihan Piala Dunia 2022 bisa menjadi legitimasi besar Messi agar semakin memperkuat statusnya sebagai pemain yang kerap dijuluki The Goat-nya sepak bola.
Tentu saja, hal itu tak gampang. Argentina bersaing dengan timnas-timnas tangguh asal Eropa, termasuk para pemain yang sering dihadapi Messi di Eropa. Mereka pastinya sudah mengenal Messi, dan bagaimana mematikan pergerakan pemain yang berseragam Paris Saint Germain (PSG) ini.Â
Musim ini, Messi mendapat  peran baru  di PSG. Lebih bermain di belakang dua striker antara Kylian Mbappe dan Neymar Jr. Jadinya, Messi lebih berperan bebas sebagai penyuplai dan pengatur serangan daripada sebagai skorer dan pendobrak pertahanan lawan.
Peran ini begitu efektif karena Neymar dan Mbappe mempunyai kualitas untuk membongkar pertahanan lawan. Mereka pun makin dimanjakan oleh umpan-umpan terukur Messi.Â
Juga, ini menguntungkan tim karena pergerakan Messi menarik keluar para bek keluar dari pertahanan. Selain itu, Messi juga mendapat keuntungan karena jarang berkontak fisik secara langsung dengan para bek lawan.Â
Tentu saja, taktik ini sulit dimainkan di timnas Argentina karena situasi skuad yang tersedia. Walau demikian, tampaknya pelatih Argentina berupaya menyesuasikan posisi Messi seturut formasi tim.Â
Misalnya, kontra Honduras, Messi ditempatkan di sisi kanan dari skema 3 penyerang. Sebaliknya, saat bermain kontra Italia di Finalissima di stadion Wembley beberapa bulan lalu, Messi bermain peran, di belakang striker tunggal L. Martinez.
Kendati posisi Messi berubah di setiap formasi, perannya untuk tim seolah tak tergerus. Para pemain Argentina seolah diinstruksikan untuk menjadikan Messi sebagai pengatur serangan tim. Posisi itu pun menguntungkan para pemain lain karena konsentrasi bek lawan juga terganggu dengan penetrasi Messi.Â
Di bawah kendali Scarloni, Messi beberapa kali menjadi man of the match. Artinya, Scarloni tahu baik bagaimana memanfaatkan kualitas dari seorang Messi untuk kepentingan tim. Daya dobraknya tak menurun, dan pengaruhnya untuk tim tetap meningkat. Â