Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Kekalahan Manchester United Ungkap Titik Lemah Tim dan Pelajaran untuk Erik Ten Hag

9 September 2022   08:34 Diperbarui: 10 September 2022   17:23 1049
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cristiano Ronaldo gagal menjadi salah satu inspirasi permainan MU vs Real Sociedad di kualifikasi grup Piala Eropa. Foto: AFP/Oli Scarff via Kompas.com

Kekalahan dari Real Sociedad (0-1) dini hari tadi WIB (9/9/2022) di Old Trafford pada kualifikasi grup Piala Eropa mengakhiri tren kemenangan Manchester United (MU). 

MU sementara berada pada tataran yang cukup positif. Setelah mengalami dua kekalahan beruntun di awal musim ini di Liga Inggris, MU berhasil bangkit dari keterpurukan.

Alhasil, MU berhasil meraih 4 kemenangan berturut-turut, termasuk kontra Liverpool dan Arsenal. Performa ciamik MU itu pun menuai pujian, serentak membangkitkan asa tentang peluang MU meraih trofi.

Akan tetapi, tren positif MU itu berakhir di kediamannya sendiri. Kekalahan tipis dari klub asal Spanyol ini bisa membangkitkan aneka kesan.

Sejatinya, setiap kekalahan memberikan pesan yang cukup berharga. Termasuk untuk MU yang sementara berada pada euforia positif berkat rentetan 4 kemenangan di Liga Inggris. 

Salah satu pelajaran yang paling penting untuk klub berjuluk "Si Merah" ini adalah mengenai titik lemah tim. Ternyata, mentalitas kemenangan yang sementara terbangun mempunyai titik lemah yang bisa dimanfaatkan oleh lawan dan menjadi batu sandungan untuk konsistensi MU.

Kekalahan dari Real Sociedad mengungkapkan titik lemah yang bisa menghantui MU kedepannya. Titik lemah itu menyangkut kedalaman skuad MU dan peran para pemain cadangan saat dipercayakan untuk bermain sejak menit pertama. 

Kedalaman skuad MU memang cukup meyakinkan. Akan tetapi, kedalaman skuad ini belum terlalu cocok dengan rencana kerja Erik Ten Hag. 

Pasalnya, dari 4 kemenangan MU di 4 laga secara berturut-turut, Ten Hag memainkan komposisi pemain yang sama. Perubahan memang ada, namun tak terlalu mendasar. 

Misalnya, saat MU menundukan Arsenal akhir pekan lalu. Ten Hag berani memainkan Antony yang baru sepekan lebih bergabung dengan MU dan membangkucadangkan Anthony Elanga.

Ten Hag sudah mengenal Antony sejak di Ajax Amsterdam. Pengenalan ini menjadi salah satu alasan, di mana Ten Hag tak ragu untuk menurunkan Antony sejak menit perdana.

Selain itu, Ten Hag juga cenderung memercayakan pemain yang sama dengan formasi yang sama, 4-2-3-1. Striker selalu dipercayakan kepada Rahsford dan dibelakangnya berada Bruno Fernandes. 

Erikssen membantu Scott McTominay dalam formasi dua gelandang jangkar untuk mengatur aliran bola dari belakang, sekaligus memberikan umpan ke pemain depan. 

Perubahan biasanya terjadi di babak kedua, ketika Cristiano Ronaldo masuk ke lapangan, namun skemanya tetap sama. Hanya para pemain tertentu menyesuaikan diri dengan posisi Ronaldo, termasuk Rahsford di geser ke sisi sayap dan memberikan tempat ke Ronaldo sebagai striker tunggal. 

Kontra Sociedad, Ten Hag melakukan rotasi pemain. Setengah dari skuad utama yang kerap dipercayakannya adalah para pemain yang biasanya duduk di bangku cadangan. 

Di lini belakang, Harry Maguire diduetkan dengan Victor Lindelof. Biasanya, Verane dan Lisandro Martinez menjadi andalan Ten Hag. Duo ini sudah membuat publik Old Trafford jatuh hati karena kosolidan dan kerja keras mereka.

Lalu, Ten Hag juga memainkan Casemiro sejak menit pertama untuk mendampingi Erikssen. Fred, dan Cristiano Ronaldo juga turun sejak menit pertama. 

Cristiano Ronaldo terlihat gagal meyakinkan Ten Hag untuk menjadi pilihan utama di formasi satu striker di lini depan MU. Besar kemungkinan, pemain timnas Portugal ini harus rela disingkirkan tempatnya oleh Rashford atau pun Martial dalam taktik Ten Hag. 

Posisi Fred juga agak berbeda dari waktu-waktu sebelumnya. Fred biasanya ditempatkan dalam formasi dua gelandang jangkar mendampingi McTominay. 

Dalam laga kontra Sociedad, Ten Hag menempatkan Fred sebagai gelandang serang, tepat berada di belakang striker utama, Cristiano Ronaldo dan menggantikan peran Bruno Fernandes. 

Formasi Ten Hag kontra Sociedad memang tetap membuat MU mendominasi Sociedad. Catatan tembakan ke gawang pun cukup meyakinkan. Namun, efektivitas permainan seperti laga-laga sebelumnya tak begitu nampak.

Dari 4 kemenangan beruntun di Liga Inggris, MU menunjukkan pentingnya efektivitas dalam mencetak gol. Bermain pragmatis, walaupun tak mendominasi laga. 

Sebaliknya, kontra Sociedad, faktor pragmatis tak muncul. Yang tampak hanyalah dominasi sepanjang laga tetapi sulit mencetak gol.

Gambaran rotasi pemain dalam laga kontra Sociedad mengungkapkan titik lemah MU. Rotasi pemain tak berjalan sebagaimana mestinya. 

Ten Hag pun mempunyai pekerjaan besar pada bagaimana mengimbangi kekuatan tim dengan memanfaatkan kedalaman skuad yang ada. Mustahil bagi Ten Hag untuk memercayakan para pemain yang sama di tengah tuntutan kompetesi yang cukup ketat. 

Mau tak mau, Ten Hag harus melakukan rotasi pemain. Keberhasilan rotasi pemain sangat bergantung pada kedalaman skuad yang dimiliki.

Ya, kedalaman skuad akan menjadi salah satu faktor penentu dalam menjaga konsistensi dan kestabilan MU musim ini. 

Tren kemenangan 4 laga secara berturut-turut di Liga Inggris merupakan buah dari komposisi skuad yang relatif sama, sekaligus ditopangi pergantian pemain yang juga serupa dan sesuai dengan tuntutan dari permainan tim. 

Namun, saat melakukan rotasi pemain kontra Sociedad, kendati dengan formasi yang sama, efektivitas permainan MU agak berubah dari laga-laga sebelumnya.

Salah satu sebabnya, formasi itu tak cocok untuk beberapa pemain. Misalnya, Fred yang mengisi posisi Bruno Fernandes kesulitan dalam menopang kerja Ronaldo di sisi depan. 

Membangun rotasi pemain akan menjadi pekerjaan besar untuk MU selanjutnya setelah diterpa kekalahan di laga perdana dalam kualifikasi grup Piala Eropa. 

Keberhasilan mengatur rotasi pemain secara tepat akan menjadi salah satu kunci Ten Hag untuk tetap berada pada jalur yang tepat. 

Sebaliknya, langkah yang salah dalam membuat rotasi pemain akan berakhir pada hasil negatif, seperti kekalahan dari Sociedad di Old Trafford dini hari tadi. 

Salam Bola

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun