Kendati demikian, emosi Messi tampak terkontrol. Situasi itu tak terlalu kentara dan mempengaruhi pemain yang tak masuk 30 daftar pemain peraih Ballon d'Or tahun ini.
Yang paling kentara saat ini adalah relasi antara Neymar dan Mbappe. Relasi dari kedua pemain bisa menjadi ancaman untuk keharmonisan di ruang ganti dan kestabilan permainan tim. Boleh jadi, pemain hanya menekankan individualitas, atau juga memilih pemain mana yang pantas mendapat operan bola.
Mbappe yang mengiakan tawaran PSG untuk memperpanjang kontrak selama 3 musim dengan PSG barangkali kecewa dengan situasinya di PSG. Alih-alih mendapat pengaruh lebih di PSG, Mbappe malah menghadapi benturan yang sangat kuat di ruang ganti, terutama dari Neymar.
Neymar, memang, mencuri panggung di tiga laga terakhir PSG. Dalam Piala Super Spanyol dan pekan pertama Liga Perancis, yang nota bene tanpa kehadiran Mbappe, Neymar tampil cukup meyakinkan.
Perfoma Neymar itu terus berlanjut di pekan ke-2 walau Mbappe sudah kembali bermain dengan tim. Tentunya, kepercayaan diri Neymar terangkat dan ingin juga memainkan peran penting di tim. Â
Bukan rahasia lagi bahwa salah satu alasan Mbappe menolak pergi ke Real Madrid dan mengiakan tawaran PSG untuk bertahan dan batal pindah ke Real Madrid karena posisinya menjadi pemain yang dinomorsatukan di skuad.
Akibat lanjutnya, Mbappe menjadi yang terdepan sebagai penendang penalti di PSG, walaupun dari statistik Sergio Ramos-lah yang paling jago tendang penalti di PSG.
Memang, hal itu terealisasi saat Mbappe dipercayakan untuk mengambil hadiah penalti pertama. Akan tetapi, penalti itu gagal, dan membuat Neymar untuk mengambil yang kedua.
Walau demikian, Mbappe masih merasa pemain yang mesti untuk menjadi penendang penalti. Gegara kesalahpahaman tentang penalti, relasi di antara kedua pemain tampak tak harmonis. Juga, motivasi Mbappe bermain sejak insiden itu tampak luntur.
Retaknya relasi antara pemain dan situasi batin pemain bisa berujung pada performa tim. Messi yang terlihat mulai nyaman di PSG juga bisa menghadapi dampak lanjut.
Bagaimana pun, pemain berjuluk La Pulga itu membutuhkan sokongan dari rekan-rekan setimnya agar bisa membuktikan performa terbaiknya di PSG. Namun, ketika relasi di antara pemain tak begitu baik, efeknya berlanjut pada performa mantan pemain Barca itu.