Pasalnya, PC sempat melaporkan kasus pelecehan seksual di Duren Tiga sebagai sebab terjadinya penembakan polisi dengan polisi. Isi laporan ini secara tak langsung sudah dimentahkan dengan pengungkapan kronologis yang sebenarnya, dan status tersangka yang disematkan pada Irjen FS.
Ternyata, tak ada penembakan polisi dengan polisi. Yang terjadinya adalah aksi pembunuhan pada Brigadir J.
Pada tidik ini, alasan pelecehan seksual yang dilaporkan sebelumnya pun disangsikan keabsahannya.
Namun, hal itu tak menutup kemungkinan untuk tetap mengorek fakta yang sebenarnya, atau motif yang sesungguhnya dari mulut PC.
Pengungkapan motif dari kasus ini sangatlah penting. Ini bukan saja menerangkan peristiwa yang sesungguhnya, tetapi juga bisa memberikan efek positif pada opini dan pandangan publik.
Gegara motifnya belum terungkap secara gamblang, publik masih berada pada pusaran asumsi, prasangka, dan opini yang tak berdata kuat.
Namun, apabila motif terungkap jelas dan benar, pandangan publik ikut terarah. Bukan tak mungkin, opini publik ikut terpecah di antara kubu pelaku dan/ataukah korban.
Untuk sementara ini, publik patut fokus pada proses hukum yang akan terjadi, sembari menanti penyampaian dan pengungkapan motif yang sesungguhnya.
Maka dari itu, pelbagai opini yang seolah-olah mewakili motif dari kasus ini perlu ditanggapi secara bijak dan selektif.
Tak boleh gampang percaya. Tetap memercayakan tugas kepolisian.
Sampai saat ini, belum ada penyampaian motif yang sesungguhnya dari pihak tim khusus kepolisian. Masih dalam proses penyelidikan.
Motif yang sebenarnya akan terungkap dari proses penyelidikan pada Irjen FS sebagai pelaku utama, dan bahkan istrinya, PC, termasuk di ruang sidang pengadilan.
Lebih jauh, sekiranya motif yang kelak terungkap dan tersampaikan murni dengan apa yang melatari niat pelaku, dan bukannya motif yang tercipta untuk memainkan opini publik, apalagi mengubah pandangan publik.