Kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J menyedot perhatian publik di tanah air beberapa pekan terakhir. Insitusi kepolisian ikut terbawa arus dalam pusaran kasus ini.Â
Alasannya, kematian Brigadir J terjadi di rumah salah satu petinggi polisi, alasan kematiannya yang kabur, dan proses penyelidikan di awal kematiannya menghadirkan pelbagai tanda tanya dari publik di tanah air. Â
Akan tetapi, titik klimaks kasus ini perlahan-lahan mulai mendekat, karena pengakuan saksi kunci, yang nota bene juga berstatuskan tersangka dari kasus ini.Â
Pesan Bapak Jokowi dan kemudian ditekankan lebih lanjut oleh Menko Pohulkam RI, Mahfud MD untuk membuka kasus ini seterang-terangnya ke publik terlihat ditindaklanjuti oleh institusi Kepolisian RI di bawah komando Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo.
Dalam konfrensi persnya, Jenderal Listyo (4/8) di Mabes Polri, menyampaikan bahwa 25 perwira polisi yang sudah diperiksa oleh tim khusus untuk penanganan kasus ini. Bahkan buntut dari pemeriksaan itu mengharuskan Jenderal Listyo melakukan mutasi tugas untuk beberapa perwira polisi.
Perkembangan terbaru sejauh ini adalah adanya dua tersangka dari lingkup ajudan mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Ferdy Sambo. Irjen Ferdy Sambo sementara diamankan di Mako Brimob, Kelapa Gading.Â
Situasi ini bisa membuat kerja tim khusus makin jelas dan terarah dalam membedah dan mencari titik terang dari kasus kematian Brigadir J.
Tentu saja, kasus ini tak hanya "memukul"mental dari keluarga Brigadir J, Keluarga dari Irjen Ferdy Sambo, beberapa perwira polisi, dan beberapa ajudan yang sudah dinyatakan tersangka. Lebih jauh, kasus ini juga menjadi tantangan serius untuk Bapak Kapolri, Jenderal Listyo.
Jenderal Listyo tentunya ingin mewujudnyatakan prinsip yang ditekankanya dalam masa kepemimpinananya di kepolisian. Prinsip presisi (prediktif, responsibilitas, dan transparansi yang berkeadilan) di tubuh Polri.
Asas ini seolah mendapat tantangan serius di tengah kasus kematian Brigadir J. Terlebih lagi, ketika kasus ini tak hanya mengusik publik di tanah air, tetapi juga menarik perhatian Presiden.
Menjadi begitu pelik, ketika kasus ini melibatkan beberapa anggota polisi, termasuk dari jajaran perwira yang berpangkat tinggi. Â
Langkah Jenderal Listyo untuk melakukan konfrensi pers, memberikan klarifikasi, membentuk tim khusus atas kasus ini hingga langkah pemutasian beberapa anggota polisi yang diduga terlibat dalam kasus ini memantik apresiasi publik.
Jenderal Listyo memberikan kesan positif untuk publik, di mana Polri yang direpresentasikan dengan posisi Jenderal Listyo menunjukkan niat untuk menolak keras kejahatan dan mengedepankan keadilan.
Kendati langkah ini sulit untuk dibuat, namun Jenderal Listyo berani mengedepankan transparansi, ketegasan, dan keadilan di atas relasi personal dan fungsional dengan para polisi yang diduga terlibat dalam kasus ini.
Bukan tak mungkin, Jenderal Listyo mempunyai relasi yang baik dengan para perwira yang terlibat, termasuk dengan Irjen FS. Bagaimana pun, tempat Irjen FS di propam tak bisa lepas dari peran serta Jenderal Listyo.
Walau demikian, relasi personal mau tak mau harus ditepikan demi menjaga martabat institusi. Hal inilah salah satu pelajaran yang bisa tarik dari sikap kapolri, Jenderal Listyo, yang berani untuk mengambil sikap demi nama baik institusi.
Selain itu, hal yang lain patut dipelajari dari Jenderal Listyo adalah keberanian menghadapi masyarakat, dalam hal ini media massa. Bapak Jenderal Listyo tampak tegar menghadapi situasi rumit yang terjadi dan menyampaikan kepada publik tentang perkembangan kasus yang melibatkan institusi yang dipimpinnya.
Alih-alih melemparkan tanggung jawab pada pihak lain, Jenderal Listyo sendiri yang turun tangan mengatasi masalah ini.
Artinya, Jenderal Listyo ini meyakinkan publik bahwa pihak Polri tak diam dalam mengupas dan menyelidiki kasus yang sementara hangat ini. Â
Keberanian dan ketegarannya Jenderal Listyo menunjukkan karakter penting dari seorang pemimpin. Sebagai pemimpin, beliau tak melimpahkan tanggung jawab kepada pihak tertentu dan dia berada di belakang layar.
Jenderal Listyo berani menghadapi kenyataan yang terjadi, berupaya memecahkan dan mencari solusinya agar masyarakat tak kehilangan kepercayaan, hingga mengawal kasus ini dengan membentuk tim khusus.
Untuk itu, apabila menimbang gerak cepat Polri di bawah kendali Jenderal Listyo, titik terang kasus ini makin mendekat ending dan efeknya kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian tetap terjaga.
Salam Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H