Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Ketika Capres Baru Filipina 'Menentukan' Wakilnya sebagai Menteri Pendidikan

19 Mei 2022   19:33 Diperbarui: 20 Mei 2022   05:00 1190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peluang Ferdinand "Bongbong" Marcos Jr menjadi presiden Filipina yang ke-17 kian besar. Jumlah perolehan suaranya begitu besar. Lebih dari 30 jutaan suara yang berpihak pada Bongbong Marcos. Lebih dari 15 juta suara dari saingan terdekatnya, Leni Robredo.   

Selain itu, nada protes dari kalangan lawan-lawan politik tak begitu menggema. Beberapa kandidat presiden lainnya terlihat sudah memilih mengakui keunggulan Bongbong. Hal itu nampak pada pengakuan mereka pada hasil pilres yang terjadi.

Hanya Leni Robredo, lawan kuat Bongbong dan juga sekaligus wakil presiden Filipina, yang belum menyatakan kata pengakuan pada hasil pemilu yang berlangsung 9 Mei lalu. Cepat atau lambat, Robredo juga barangkali mengakui Bongbong sebagai presiden baru Filipina. 

Di tengah keunggulan yang diperoleh dari pemilu 9 Mei lalu, kubunya sudah mulai melakukan pergerakan politik, terlebih khusus dalam penentuan kabinet. Memegang semboyan "Unity" (Persatuan) selama masa kampanyenya, calon presiden baru ini sekiranya menunjukkan semboyannya dalam pembentukan kabinetnya. 

Akan tetapi, seperti yang terjadi di Indonesia, pemilihan anggota kabinet juga tak lepas dari ikatan politik. Pastinya, yang mendapat prioritas adalah mereka yang "berdarah-darah" menggolkan jalannya Bongbong ke tangga presiden. 

Maka dari itu, wajah kabinet tak luput dari relasi politik, latar belakang keluarga, dan latar belakan teritori dari presiden dan wakil presiden. 

Secara mengejutkan, beberapa pekan yang lalu Bongbong terlihat memilih tandemnya di pilpres, Sara Duterte sebagai menteri pendidikan. 

Dengan ini, Sara Duterte yang merupakan anak dari Presiden Filipina saat ini, Rodrigo Duterte akan memegang dua kursi sekaligus dalam kabinet Bongbong Marcos, sebagai wakil presiden dan menteri pendidikan. 

Langkah politik ini menjadi bahan diskusi politik di Filipina. Kendati suara-suara kontra atas niat Bongbong itu belum begitu kuat di ruang publik, namun tanda tanya begitu dari publik pasti menggema. 

Terobosan apa yang akan dibuat oleh Sara Duterte untuk dunia pendidikan di Filipina? Apa rencana Bongbong Marcos dengan memilih Sara Duterte sebagai menteri pendidikan?

Paling tidak, dua pertanyaan ini bisa hadir di ruang publik. Pada tempat pertama, rekam jejak Sara Duterte dalam dunia pendidikan tak begitu luar biasa. Sara dikenal sebagai seorang politikus murni. 

Sara Duterte termasuk figur politikus yang dihormati di Filipina. Selain karena faktor ayahnya yang merupakan Presiden Filipina, Sara juga terbilang politikus yang mempunyai komitmen dalam mengambil kebijakan dan keputusan politik.  Ketegasannya dalam memimpin tak berbeda jauh dengan apa yang ditunjukkan oleh Presiden Duterte. 

Misalnya, kebijakan politik Duterte ketika menjabat sebagai walikota Davao. Kota Davao terletak di pulau Mindanao, bagian Selatan Filipina. 

Davao termasuk salah satu kota terbesar di Filipina. Kota ini berkembang pesat dalam masa politik era dinasti Duterte. 

Ketika Rodrigo Duterte diwacanakan masuk pilpres Filipina, Sara mengambil langkah yang cukup radikal. Dia mencukur rambutnya sebagai bentuk dukungan untuk ayahnya agar masuk pilpres Filipina. 

Selain itu, langkah politik di kota Davao juga secemerlang dengan performa ayahnya Presiden Duterte. Perlu diketahui, Presiden Duterte menarik simpati banyak pihak berkat kebijakan dan keputusan politiknya sewaktu menjabat sebagai walikota Davao. 

Cerita tentang gaya tegas dan kedisiplinan Duterte dalam memimpin kota Davao menjadi perhatian publik Filipina. Bahkan gaya kepemimpinannya yang pragmatis, spontan dalam berelasi dengan masyarakat menjadi daya tarik dalam dunia politik Filipina. 

Pendek kata, kota Davao menjadi signifikan bagi keluarga Duterte karena dari Davao, keluarga Duterte berkiprah pada level nasional. Ketika Presiden Duterte akan segera mengakhiri masa jabatannya, anaknya yang merupakan walikota Davao terpilih sebagai wakil presiden. 

Bukan tak mungkin, 6 tahun berikutnya Sara Duterte bisa terlibat dalam Pilpres. Ini sangat bergantung pada performanya di di kursi wapres dan menteri pendidikan. 

Menjabat sebagai menteri pendidikan bisa menjadi investasi politik. Tentu saja juga, penempatan Sara ini tak lepas dari keputusan politik. 

Selain itu, ini bisa berkaitan dengan rekam jejak Sara sebagai politikus yang berani mengambil keputusan, terlebih untuk sektor-sektor yang penting di masyarakat. Sara mungkin dipandang oleh Bongbong Marcos sebagai sosok yang tepat untuk mendongkrak kualitas pendidikan Filipna. 

Juga, terlihat agenda besar Bongbong Marcos dalam masa kepemimpinannya adalah meningkatkan sektor pendidikan, termasuk kesejahteraan guru. Untuk itu, Bongbong membutuhkan sosok yang bisa mengambil keputusan dan kebijakan yang tepat dalam mencapai tujuan yang diharapkan.  

Harapannya, penentuan ini tak terlalu mengkontaminasi dunia pendidikan dengan dunia politik. Dalam arti, kebijakan-kebijakan lebih mengarahkan dunia pendidikan serarah dengan dunia politik, termasuk membungkam daya kritis yang umumnya muncul dari dunia pendidikan. 

Memang, sangat sulit untuk menghindari kepentingan politik dari sosok seorang menteri yang berasal dari lingkup politik. Ini yang menjadi tantangan dunia pendidikan Filipina ketika Sara Duterte yang menjabat sebagai wapres Filipina dan sekaligus politikus akan menjabat sebagai menteri pendidikan yang baru. 

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun