Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Asa Liverpool Tetap Kuat dan Man City yang Merasa Terpojok

11 Mei 2022   16:52 Diperbarui: 11 Mei 2022   17:07 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Liverpool terus menempel Man City di puncak klasemen setelah menang kontra Aston Villa (2-1) (11/5/22). Foto: AFP/Paul Ellis via Kompas.com

Liverpool terus menjaga asa di puncak klasemen Liga Inggris. Berkat kemenangan 2-1 kontra Aston Villa (11/5/22), Liverpool tetap berada di posisi ke-2 dan memiliki poin yang sama dengan Manchester City. 86 poin.

Jarak poin bisa kembali melebar apabila Man City berhasil mengalahkan Wolves dini hari esok. Tentu saja, Liverpool berharap keajaiban bisa terjadi dalam laga ini, di mana Man City bisa meraih hasil kalah. 

Liverpool masih memiliki 2 laga tersisa. Man City mempunyai 3 laga tersisa. Dengan jumlah laga ini, harapan Liverpool untuk meraih trofi terlihat begitu tipis. 

Man City yang sudah tersingkir dari Liga Champions pastinya menargetkan trofi Liga Inggris sebagai penghiburan bagi suporter. Pasalnya, target untuk meraih trofi Liga Champions pada musim ini kembali tak kesampaian setela disingkirkan oleh Real Madrid di babak semifinal. 

Makanya, meraih trofi Liga Inggris menjadi target realistis dan satu-satunya untuk Man City. Paling tidak, musim ini tak berakhir hampa. 

Situasi Man City bisa menyulitkan Liverpool. Secara umum, Liverpool berada dalam situasi terbebankan. 

Tak tanggung-tanggung, menjelang akhir musim Liverpool seolah menghadapi tiga final sekaligus. Final Liga Piala FA kontra Chelsea, final Liga Champions kontra Real Madrid, dan 2 laga terakhir di Liga Inggris. 

Secara matematis, Liverpool harus memenangkan setiap laga agar bisa mencapai 4 trofi pada musim ini. Itu pun apabila Man City terantuk dalam dua laga. Kalau tidak, Liverpool hanya berpeluang meraih 2 trofi lain di Piala FA dan Liga Champions. 

Kemenangan kontra Aston Villa menjaga asa Liverpool di Liga Champions. Kendati peluang terasa begitu sempit, namun kemenangan itu bisa memberikan tekanan tersendiri bagi Man City. 

Tekanan bisa membebankan performa Man City dalam 3 laga terakhir. Dini hari esok, Liverpool akan bertemu kontra Wolves. Harapannya, Wolves bisa memberikan perlawanan yang bisa menyulitkan Man City. 

Menimbang performa terakhir Man City yang mengalahkan Newcastle United (5-0), rasanya sulit juga Wolves untuk menundukan Man City. Performa Man City kontra Newcastle menunjukkan keengganan Man City untuk melepaskan trofi Liga Inggris ke tangan Liverpool. 

Terlebih lagi, pada beberapa hari terakhir ini terjadi perang dingin antara kubu Man City dan Liverpool. Pelatih Man City, Pep Guardiola mengeluarkan pernyataan bahwa banyak pihak di Inggris yang menghendaki Liverpool sebagai juara Liga Inggris. 

Sontak saja, pernyataan ini mendapatkan tanggapan dari kubu Liverpool. Jurgen Klopp menyatakan bahwa bahkan di kota Liverpool sendiri tak semua orang mendukung Liverpool. 

Entah apa yang melatari pernyataan Guardiola, namun hal itu bisa menjadi salah satu strategi dalam membangun perang mental di antara dua kubu. 

Di lain pihak, komentar Pep itu menunjukkan keterpojokan. Bagaimana pun, Man City yang terbangun sebagai kekuatan baru di Liga Inggris dalam 10 tahun terakhir telah menggeser tim-tim mapan seperti Manchester United, Arsenal, dan Chelsea. 

Man City menjadi tim yang kuat yang "mesti" dikalahkan. Persoalannya, Man City memiliki filosofi yang terbangun atas dasar filosofi permainan yang kuat. Jadinya, tim lain juga di Liga Inggris sulit mengalahkan Man City.

Ya, Man City menjadi salah satu tim yang jarang mengalami kekalahan. Ketika Man City mengalami kekalahan, rasanya ada yang terlihat janggal.

Situasi ini mungkin menciptakan pikiran sinis dari beberapa pihak. Man City yang terbangun lewat kekuatan uang dari pengusaha Timur Tengah telah menjadi kekuatan di Liga Inggris. 

Persaingan Liga Inggris yang sebelumnya kerap sulit diprediksi mendapat tantangan dari dominasi satu klub kuat yang terbangun atas kekuatan uang.  

Sejauh ini, Man City kerap masuk bursa favorit juara Liga Inggris. Situasi ini tentu tak sehat untuk sebuah kompetesi. 

Situasi ini yang mungkin membuat banyak pihak tak menyukai cara Man City dalam mencapai kesuksesan. Barangkali Pep sudah mencium aroma ketidaksukaan itu sehingga dia mengeluarkan pernyataan yang merasa diri terpojok di Liga Inggris. 

Pernyataan ini bisa menguatkan mentalitas Man City untuk meraih kemenangan dari 3 laga terakhir demi trofi Liga Inggris dan menantang Liverpool yang terus menempel ketat Liverpool. 

Kemenangan Liverpool tetap menjaga asa meraih trofi Liga Inggris. Sebaliknya, Pep Guardiola yang merasa terpojok harus menggenjot mentalitas anak-anak asuhnya untuk melihat setiap laga sebagai laga final. 

Salam Bola.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun