Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Piala FA: Manchester City vs Liverpool, Duel Uji Mental yang Makin Berasa Klasik

16 April 2022   07:37 Diperbarui: 16 April 2022   07:43 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Liverpool dan Manchester City akan bertemu di semifinal Piala FA pekan ini. Foto: AFP/Paul Ellis via Kompas.com

Barangkali Manchester City dan Liverpool adalah dua tim Liga Inggris yang mengalami kelelahan mental yang cukup berat di bulan April ini.

Selain melakoni laga di Liga Champions tengah pekan lalu, kedua tim harus bersua untuk kedua kalinya dalam rentang waktu satu pekan.

Pekan lalu (10/4/22), Man City dan Liverpool bertemu di Liga Inggris di stadion Etihad. Hasilnya seri. 2-2.

Hasil ini tak mengubah peta posisi di puncak klasemen sementara Liga Inggris. Jarak kedua tim pun hanya terpaut 1 poin. Jadi, segala kemungkinan bisa terjadi hingga akhir musim mengenai tim mana yang akan meraih juara.

Setelah itu, kedua tim akan bertemu lagi di semifinal Piala FA. Hasil laga ini sangat menentukan dalam upaya kedua tim meraih gelar pada musim ini.

Liverpool sementara berada pada jalur mengejar 4 gelar. 1 gelar, Piala Carabao, sudah masuk kabinet di Anfield. Tertinggal 3 gelar lain, Liga Inggris, Liga Champions, dan Piala FA. Secara umum, Liverpool mempunyai peluang besar mendapatkan 3 gelar tersisa ini.

Sementara itu, Man City berada pada posisi untuk meraih 3 gelar. Liga Inggris, Liga Champions, dan Piala FA. Sama seperti Liverpool, Man City juga terbilang favorit dalam meraih tiga gelar ini.

Secara kasat mata, tantangan terbesar Man City adalah Liverpool, begitu pun sebaliknya.

Setelah pekan lalu, Man City bisa melewati tantangan Liverpool, kali ini Man City harus menyiapkan diri menghadapi tantangan yang berbeda. Liverpool pasti belajar dari markas Man City dalam menghadapi pasukan Pep Guardiola.

Nasib meraih 4 gelar untuk Liverpool dan 3 gelar untuk Man City bisa ditentukan dalam semifinal Piala FA.

Selain efek performa kedua tim di Liga Inggris pekan lalu, efek dari Liga Champions juga mempengaruhi kedua tim secara mental.

Liverpool menjamu Benfica di Anfield. Kedua tim bermain imbang 3-3.

Akan tetapi, pelatih Liverpool melakukan rotasi pemain. Moh Salah dan Sadio Mane tak diturunkan.

Keunggulan 3-1 di leg pertama menguntungkan Liverpool. Artinya, Klopp seolah mempunyai satu mata di semifinal Piala FA kontra Man City.

Nasib agak berbeda dengan Man City yang menghadapi laga keras dan ketat dengan Atletico Madrid di Wanda Metropolitano. Laga ini cukup menguras energi Man City yang bermain imbang 0-0 dengan Atletico.

Selain laga ini menimbulkan cekcok di antara kedua tim, juga ada pemain Man City yang menderita cedera. Phil Foden harus membalut kepalanya dalam laga ini. Lalu, Kevin de Bruyne yang harus ditarik keluar karena cedera.

Apabila Bruyne absen, ini bisa menjadi tantangan bagi Guardiola. Bruyne menjadi pembeda dalam pertemuan Man City dan Liverpool pada pekan lalu. Bahkan Klopp tak menyembunyikan pujiannya pada efek Bruyne saat timnya bertandang ke Man City.

Dengan ini, mentalitas Man City agak tergerus karena ketatnya laga kontra Atletico. Faktor ini bisa menjadi batu sandungan bagi Man City dan sekaligus keuntungan untuk Liverpool.

Pertemuan antara Liverpool dan Man City akan menjadi ujian mental untuk kedua tim. Menjadi sangat berat karena laga ini menentukan nasib yang ke final dan peluang untuk mencapai target gelar pada musim ini.

Selain menjadi ujian mental, pertemuan kedua tim seolah mempertegas laga ini menjadi salah satu laga klasik di Liga Inggris. Baik Pep maupun Klopp, keduanya sama-sama terbilang pelatih yang sudah berkecimpung lebih dari 3 musim di Liga Inggris.

Keduanya sudah saling mengenal. Lalu, persaingan kedua tim hampir terjadi bersamaan dengan kiprah kedua pelatih di Inggris. Jadinya, laga kedua tim makin menegaskan rasa klasik dari laga kedua tim ini.

Sejauh ini, hasil dari laga kedua ini tak dibumbui dengan cekcok atau pun perang mulut. Malahan, kedua pelatih cenderung saling memberikan pujian. Tandanya, kendati ada persaingan ketat, kedua tim tetap menaruh rasa hormat di antara satu sama lain.

Sikap respek ini yang membuat persaingan kedua tim makin hangat. Juga sikap respek ini membahasakan apresiasi pada kualitas yang dimiliki oleh kedua tim.

Tak mengherankan, Klopp sempat menyebut Pep sebagai pelatih terbaik di dunia. Begitu pula, Pep menyebut Klopp sebagai pelatih terbaik di dunia saat ini.

Kedua pelatih, memang, telah membangun sebuah tim yang cukup kompetetif pada lima musim terakhir di Liga Inggris dan Eropa.

Kenyataan ini diamini oleh pelatih interim Ralf Rangnick, yang menyatakan bahwa perbedaan antara Liverpool dan Man City dengan tim-tim lain di Liga Inggris adalah soal identitas permainan tim.

Liverpool dan Man City memiliki identitas yang cukup jelas. Liverpool lekat dengan gegenpressing dan Man City dengan Tika-taka.

Identitas inilah yang membuat kedua tim bersaing dan sementara menciptakan persaingan yang makin berasa klasik di Liga Inggris.

Salam Bola

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun