Selain efek performa kedua tim di Liga Inggris pekan lalu, efek dari Liga Champions juga mempengaruhi kedua tim secara mental.
Liverpool menjamu Benfica di Anfield. Kedua tim bermain imbang 3-3.
Akan tetapi, pelatih Liverpool melakukan rotasi pemain. Moh Salah dan Sadio Mane tak diturunkan.
Keunggulan 3-1 di leg pertama menguntungkan Liverpool. Artinya, Klopp seolah mempunyai satu mata di semifinal Piala FA kontra Man City.
Nasib agak berbeda dengan Man City yang menghadapi laga keras dan ketat dengan Atletico Madrid di Wanda Metropolitano. Laga ini cukup menguras energi Man City yang bermain imbang 0-0 dengan Atletico.
Selain laga ini menimbulkan cekcok di antara kedua tim, juga ada pemain Man City yang menderita cedera. Phil Foden harus membalut kepalanya dalam laga ini. Lalu, Kevin de Bruyne yang harus ditarik keluar karena cedera.
Apabila Bruyne absen, ini bisa menjadi tantangan bagi Guardiola. Bruyne menjadi pembeda dalam pertemuan Man City dan Liverpool pada pekan lalu. Bahkan Klopp tak menyembunyikan pujiannya pada efek Bruyne saat timnya bertandang ke Man City.
Dengan ini, mentalitas Man City agak tergerus karena ketatnya laga kontra Atletico. Faktor ini bisa menjadi batu sandungan bagi Man City dan sekaligus keuntungan untuk Liverpool.
Pertemuan antara Liverpool dan Man City akan menjadi ujian mental untuk kedua tim. Menjadi sangat berat karena laga ini menentukan nasib yang ke final dan peluang untuk mencapai target gelar pada musim ini.
Selain menjadi ujian mental, pertemuan kedua tim seolah mempertegas laga ini menjadi salah satu laga klasik di Liga Inggris. Baik Pep maupun Klopp, keduanya sama-sama terbilang pelatih yang sudah berkecimpung lebih dari 3 musim di Liga Inggris.
Keduanya sudah saling mengenal. Lalu, persaingan kedua tim hampir terjadi bersamaan dengan kiprah kedua pelatih di Inggris. Jadinya, laga kedua tim makin menegaskan rasa klasik dari laga kedua tim ini.