Trigol Karim Benzema di babak perempat final leg pertama Liga Champions (7/4/22) 2021-2022 Â meruntuhkan mentalitas Chelsea di Stamford Bridge. Chelsea yang dikenal memiliki pertahanan solid hancur oleh pergerakan dan efektivitas Benzema.
Sontak saja, Benzema menjadi buah bibir pecinta sepak bola. Beberapa legenda sepak bola pun ikut memuji kegemilangan Benzema. Rio Ferdinand bahkan menyatakan kepantasan Benzema untuk meraih troif Ballon d'Or pada musim ini.
Trigol Benzema ini menjadi yang kedua kalinya terjadi berturut-turut. Sebelumnya, trigol Benzema meruntuhkan Paris Saint Germain (PSG) pada leg ke-2 di babak 16 besar. Energi yang ditampilkan Benzema kontra PSG persis sama dengan apa yang ditunjukan di Stamford Bridge.
Berkat tiga gol Benzema ke gawang E. Mendy, peluang Real Madrid melaju ke babak semifinal makin besar. Prediksi Luka Modric yang menyatakan bahwa apabila Madrid bisa menggeser PSG di babak 16 besar, maka Madrid bisa meraih trofi Liga Champions musim ini pun makin mendekati kenyataan.
Tentu saja, lawan Madrid di semifinal tak terlalu gampang. Antara Atletico Madrid ataukah Manchester City.
Namun, apabila Madrid, terlebih khusus performa Benzema tetap menawan sebagaimana yang ditunjukkan di laga kontra Chelsea, peluang Madrid ke panggung juara bisa terbuka lebar.
Tiga gol ke gawang Chelsea hanyalah salah satu dari catatan gemilang dari striker timnas Perancis ini musim ini.Â
Sejauh ini, Benzema menduduki tempat pertama sebagai top skorer di La Liga Spanyol. Juga Benzema membantu Madrid berada di puncak klasemen sementara La Liga Spanyol.
Secara umum, Benzema sudah mencatatkan 37 gol, 13 assist dari 36 laga yang dimainkannya. Dan, Benzema sudah berusia 34 tahun. Artinya, Benzema berhasil mengatasi faktor usia untuk tetap tampil pada level tertinggi.
Peran Benzema untuk Madrid tak bisa diragukan. Bahkan Benzema ikut memberi efek untuk rekan setimnya.
Vinicius Jr. yang menjadi rekan Benzema di lini depan terlihat tampil efektif. Namun, tanpa kehadiran Benzema, Vinicius Jr. memang terlihat tampil agresif namun kurang pada sisi penyelesaian akhir.
Terbukti dalam laga kontra Barcelona dalam El Clasico lalu di mana Benzema absen. Madrid yang kalah 0-4 dari Barca merasa kehilangan pada sosok Benzema di lini depan. Penetrasi Vinicius seolah bertepuk sebelah tangan karena tak diimbangi oleh efektivitas Benzema.
Mungkin ceritanya berbeda kalau Benzema dimainkan saat itu. Ya, sebagaimana yang disampaikan oleh Iker Casillas dalam memuji performa Benzema kontra Chelsea dengan menyatakan Benzema adalah pemain nomor 9 terbaik saat ini.
Nama Benzema makin harum musim ini. Di usianya 34 tahun, Benzema tetap menunjukkan konsistensi yang membuat Madrid tetap terbang tinggi.
Tim Inggris yang dikenal bermain cepat dan keras tak menjadi halangan bagi Benzema untuk bermain di level terbaik. Malahan, Chelsea sepertinya perlu belajar dari Benzema yang bermain efektif di lini depan.
Sebenarnya, Benzema kian gemilang ketika Cristiano Ronaldo meninggalkan Madrid pergi ke Juventus di tahun 2018. Sejak tahun 2018, dari 183 laga Karim Benzema mencetak 124 gol.
Kepergian Ronaldo meninggalkan lubang di lini depan. Mau tak mau, Benzema dan Gareth Bale dipercayai untuk mengisi lubang yang ditinggalkan tersebut.
Tidak gampang menggantikan peran Ronaldo yang sudah mencetak gol untuk Madrid. Perlahan tetapi pasti, Benzema mulai mengisi celah yang ditinggalkan Ronaldo, sementara Bale tampil merosot.
Benzema berhasil tampil konsisten dan mulai merangkak naik menjadi salah satu pencetak tersubur di Madrid.
Ketika Ronaldo masih berada di Madrid, peran Benzema seolah seperti menjadi "pelayan" Ronaldo. Jumlah gol dan assist tak terlalu mencolok, tetapi pergerakannya ikut membantu Ronaldo dalam urusan gol.
Menariknya, kualitas Benzema tak tenggelam di antara kegemilangan Ronaldo. Benzema tetap tampil profesional, dan menjadi patner yang juga konsisten dengan Ronaldo di lini depan.
Situasi berbeda ketika Ronaldo hengkang. Benzema mendapat keleluasaan di lini depan. Terlebih lagi, Gareth Bale yang digadang-gadang menjadi pengganti Ronaldo mulai tampil tak konsisten.
Benzema pun menjadi andalan Madrid di lini depan. Dia menjadi salah satu pemain veteran yang masih tetap dipercayai di skuad Madrid hingga musim ini.
Bahkan kegemilangannya ini seolah mengubur bayang-bayang Ronaldo dan juga melupakan ketidakkonsisten Bale di lini depan.
Sinar Benzema makin cemerlang terjadi karena dia tetap menjaga profesionalitasnya sebagai pesepak bola. Pelatih boleh berganti dan para penyerang muda boleh berdatangan, namun Benzema tetap mengeluarkan kemampuan terbaiknya.
Para pemain muda tak dipandang sebagai ancaman, malah sebagai rekan. Vinicius Jr. termasuk salah satu pemain yang diuntungkan dengan keberadaan Benzema.
Pemain remaja ini mendapat keistimewaan karena Benzema juga kerap menciptakan peluang untuknya mencetak gol. Jadinya, selain mencatatkan sejumlah assist, Vinicius juga menjadi lumbung gol Madrid di lini depan. Dengan ini, Benzema pun menjadi mentor untuk Vinicius.
Performa dan profesionalitas Benzema menjadi warisan yang sangat berharga di Madrid. Tiga gol yang bersarang ke gawang Mendy tak hanya mengharumkan nama Benzema, tetapi itu juga mempertegas kualitas dan profesionalitas Benzema sebagai pemain Madrid.
Salam Bola
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H