Vinicius Jr. yang menjadi rekan Benzema di lini depan terlihat tampil efektif. Namun, tanpa kehadiran Benzema, Vinicius Jr. memang terlihat tampil agresif namun kurang pada sisi penyelesaian akhir.
Terbukti dalam laga kontra Barcelona dalam El Clasico lalu di mana Benzema absen. Madrid yang kalah 0-4 dari Barca merasa kehilangan pada sosok Benzema di lini depan. Penetrasi Vinicius seolah bertepuk sebelah tangan karena tak diimbangi oleh efektivitas Benzema.
Mungkin ceritanya berbeda kalau Benzema dimainkan saat itu. Ya, sebagaimana yang disampaikan oleh Iker Casillas dalam memuji performa Benzema kontra Chelsea dengan menyatakan Benzema adalah pemain nomor 9 terbaik saat ini.
Nama Benzema makin harum musim ini. Di usianya 34 tahun, Benzema tetap menunjukkan konsistensi yang membuat Madrid tetap terbang tinggi.
Tim Inggris yang dikenal bermain cepat dan keras tak menjadi halangan bagi Benzema untuk bermain di level terbaik. Malahan, Chelsea sepertinya perlu belajar dari Benzema yang bermain efektif di lini depan.
Sebenarnya, Benzema kian gemilang ketika Cristiano Ronaldo meninggalkan Madrid pergi ke Juventus di tahun 2018. Sejak tahun 2018, dari 183 laga Karim Benzema mencetak 124 gol.
Kepergian Ronaldo meninggalkan lubang di lini depan. Mau tak mau, Benzema dan Gareth Bale dipercayai untuk mengisi lubang yang ditinggalkan tersebut.
Tidak gampang menggantikan peran Ronaldo yang sudah mencetak gol untuk Madrid. Perlahan tetapi pasti, Benzema mulai mengisi celah yang ditinggalkan Ronaldo, sementara Bale tampil merosot.
Benzema berhasil tampil konsisten dan mulai merangkak naik menjadi salah satu pencetak tersubur di Madrid.
Ketika Ronaldo masih berada di Madrid, peran Benzema seolah seperti menjadi "pelayan" Ronaldo. Jumlah gol dan assist tak terlalu mencolok, tetapi pergerakannya ikut membantu Ronaldo dalam urusan gol.
Menariknya, kualitas Benzema tak tenggelam di antara kegemilangan Ronaldo. Benzema tetap tampil profesional, dan menjadi patner yang juga konsisten dengan Ronaldo di lini depan.