Berbeda dengan kondisi saat ini. Xavi memiliki beberapa alternatif yang bisa diandalkan untuk bermain sebagai tim. Ketika Aubameyang diganti, perannya bisa diisi oleh Memphis Depay atau pun Luuk de Jong.
Sama halnya, pergantian antara Adama Traore dan Dembele. Kedua pemain bisa bertukar peran untuk memainkan peran sebagai gelandang di sisi kanan atau pun kanan.
Pendeknya, Xavi sementara membangun sebuah tim. Ketergantungan pada satu pemain kelihatan mulai kabur.
Dampak lanjutnya, pola permainan Barca makin sulit terbaca. Permainan tika-taka kian berkembang. Lalu, lawan juga susah membaca pergerakan lawan.
Laga kontra Bilbao menjadi bukti bahwa Barca lebih tampil sebagai sebuah tim. Padahal, Bilbao kerap merepotkan Barca di La Liga dan Copa del Rey. Juga, Bilbao dinilai sebagai pertahanan yang paling solid di La Liga Spanyol.
Namun, polesan Xavi meruntuhkan kesolidan Bilbao. Tim-tim La Liga Spanyol barangkali mulai tersadar bahwa Barca yang dulu telah kembali.
Bedanya, Barca saat ini terdiri dari sekumpulan pemain dari beberapa generasi, tetapi dengan gaya yang satu dan sama. Di masa lalu, ada ketergantungan pada sosok Messi yang menyebabkan beberapa pemain tak bisa berkembang di dalam tim.
Maka dari itu, menanti kepulangan Messi kembali ke Barca merupakan hal yang sia-sia. Yang perlu dilakukan Barca saat ini adalah mempertahankan kesatuan tim.
Para pemain muda lebih diarahkan bermain sebagai tim daripada mengandalkan kualitas individu. Apabila ini yang terjadi, kekuatan Barca akan kembali hidup di La Liga Spanyol, dan akan menjadi kekuatan yang paling disegani di Eropa.
Salam Bola
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H