Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Barcelona Makin Difavoritkan Juara dan Cara Kerja Xavi Hernandez

25 Februari 2022   19:41 Diperbarui: 25 Februari 2022   19:50 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para pemain Barcelona merayakan gol ke gawang Napoli. Foto: Andreas Solaro via Kompas.com

Kemenangan Barcelona 4-2 kontra Napoli di babak play off Piala Eropa (25/2/22) meloloskan Barcelona ke babak 16 besar. Kemenangan itu pun memberikan beberapa poin penting. 

Poin paling pertama adalah mentalitas Barca sebagai tim. Untuk keduanya kalinya musim ini, Barca menang di kandang lawan di ajang turnamen di Eropa. Termasuk di Liga Champions sebelum Barca tersingkir ke Piala Eropa.

Selain hanya meraih 1 kemenangan tipis kontra Dynamo Kyiv, Barca pernah dibabat di kandang Benfica dan Bayern Munchen di ajang Liga Champions di kualifikasi grup E Liga Champions.

Kondisi itu sangat jelas membahasakan mentalitas Barca di Eropa. Terpuruk. Tak terlalu percaya diri saat bertandang ke rumah lawan. Apalagi tim-tim mapan. Juga, kehilangan daya magis yang bisa menyihir tuan rumah lawan.

Situasi terlihat agak berbeda ketika Barca melawat ke Napoli, yang nota bene sementara berada di tiga besar klasemen sementara Serie A Liga Italia. Mentalitas Barca lebih superior daripada tuan rumah Napoli.

Kontrol bola ala permainan tika-taka begitu nampak. Penguasaan bola melampui tuan rumah.

Serangan demi serangan Barca kian variatif. Pada titik ini, langkah Barca mendatangkan pemain baru seperti Ferran Torres, Adama Traore, dan Aubameyang di bulan Januari lalu merupakan langkah yang tepat sasar.

Poin kedua yang patut digarisbawahi dari kemenangan Barca mempertegas status Barca sebagai favorit juara turnamen Piala Eropa. Di atas kertas, Barca terbilang sebagai tim yang mengungguli tim-tim lainnya.

Akan tetapi, ketika Barca masuk Piala Eropa, tak sedikit yang meragukan peluang Barca sebagai juara apabila menimbang performa Barca di Liga Champions dan kompetesi domestik. Pandangan itu mungkin mulai luntur. Barca harus dikategorikan favorit kuat peraih trofi Piala Eropa.

Barangkali kewaspadaan Barca tertuju pada tim seasal La Liga Spanyol. Sevilla. Selain Sevilla sementara tampil konsisten di La Liga Spanyol, yang mana sementara duduk di peringkat kedua klasemen sementara, juga sisi tradisi Piala Eropa, Sevilla mempunyai rekam jejak menawan di ajang Piala Eropa.

Boleh dibilang Sevilla adalah raja Piala Eropa. Keberadaan Sevilla bisa menjadi tantangan serius bagi status Barca yang difavoritkan juara Piala Eropa.

Yang makin membuat Barca tertantang karena antara Sevilla dan Barca sudah saling mengenal satu sama lain. Bedanya saja, Barca memiliki amunisi baru yang terlihat sudah mulai nyaman dengan seragam Blaugrana.

Terbukti, trio Ferran, Adama, dan Aubameyang langsung meningkatkan produktivitas Barca di depan gawang lawan. Adama sudah mencatatkan 4 assist, Ferran 2 gol dan 2 assist, dan Aubameyang sudah menceploskan 4 gol.

Catatan ini menjadi solusi pada waktu yang tepat untuk Barca. Keberaniaan Xavi mendatangkan para pemain, yang umumnya berstatuskan bebas transfer dan dengan cara dipinjamkan mulai membuahkan hasil.

Mesin kerja Xavi sebagai pelatih Barca mulai menampakan diri. Para pemain baru dipadukan dengan gelandang-gelandang muda nan kreatif seperti Gavi, Perdri, dan Nico.

Lalu, Sergio Busquests dan Pique seolah hadir sebagai senior yang bisa menjadi contoh terbaik untuk para pemain muda dan pemain baru Barca.

Melihat gerakan Xavi di musim transfer, begitu kentara jika Xavi membutuhkan penyerang yang bisa menciptakan peluang dan gol ke gawang lawan. Ini menjadi salah satu kekurangan besar Barca semenjak Xavi tiba.

Intensitas permainan Barca meningkat. Hanya saja, produktivitas dan penyelesaian akhir ke gawang lawan begitu minim.

Jadi, setelah mendapatkan Torres, secara mengejutkan Xavi berani meminjam Adama dari Wolves dan menarik Aubameyang yang sementara berada dalam situasi rumit di Arsenal.

Hasilnya, pemain lama berubah menjadi talenta baru dalam sistem kerja Xavi di Barca. Permainan tika-taka terpoleskan dengan intensitas dan sumbangsih para pemain baru dalam urusan mencetak gol ke gawang lawan.

Selain itu, efek Xavi juga berhasil mengangkat performa Frengkie de Jong dan S. Dest. Dua pemain ini sempat diisukan akan dilego untuk menambah pundi-pundi keuangan Barca.

Akan tetapi, performa kedua pemain ini bisa membuat manajemen klub mungkin berpikir dua kali. Performa De Jong dalam laga kontra Napoli makin menunjukkan bahwa pemain timnas Belanda ini bisa menjadi suksesor dari Busquets.

Hal itu terlihat ketika Xavi menggantikan Busquets dan memasukan Nico. Lalu, De Jong mengambil peran yang ditinggalkan oleh Busquest.

Secara umum, De Jong berhasil memainkan perannya sebagai jenderal lapangan tengah di antara pemain muda seperti Gavi dan Nico. Ini menjadi performa terbaik De Jong dalam dua laga terakhir.

Kebangkitan Dest terjadi bersamaan dengan akumulasi kartu yang dimiliki oleh Dani Alves. Dalam laga kontra Valencia pekan lalu, Dest menggantikan Alves di sisi kanan.

Dest berhasil menunjukkan kualitasnya sebagai bek kanan solid menghalau serangan para pemain Valencia, termasuk Gaya yang diincar Barca. Begitu pula, ketika Dest didapuk sebagai bek kanan dalam laga kontra Napoli, pemain timnas Amerika Serikat ini tampil solid di lini belakang.

Berkat performa Dest di dua laga terakhir, Xavi pun mengakui kualitasnya. Barangkali keberhasilan Xavi meyakinkan Dani Alves untuk kembali ke Barca dan memercayakannya sebagai bek kanan menjadi tantangan serentak motivasi tersendiri bagi Dest.

Dengan adanya Alves, mau tidak mau Dest belajar dari seniornya itu, serentak berupaya kuat untuk mendapatkan tempatnya di skuad utama.

Beruntung bagi Dest karena Alves tak diikutsertakan dalam skuad Piala Eropa. Jadinya, tempat di bek kanan bisa menjadi tempat regular untuknya.

Menimbang dua laga terakhir, baik itu di Liga Spanyol dan Piala Eropa, Barca makin difavoritkan untuk menjuarai Piala Eropa.

Masa kerja Xavi belum terlalu lama. Masih banyak hal yang perlu dibenahi. Kendati demikian, Xavi terlihat mengontrol ruang ganti dan coba membetulkan situasi tim yang begitu rumit.

Terbukti, upaya Xavi untuk berlaku profesional dengan O. Dembele yang sempat "konflik" dengan manajemen klub soal kontraknya di Barca. Di tengah situasi itu, Xavi tetap mempercayakan Dembele walaupun sesekali waktu suporter Barca menyiulkan tanda sindir ketika Dambele bermain.

Xavi lebih melihat kualitas Dembele daripada peduli pada isu kontraknya. Dengan ini, Xavi berlaku profesional untuk Dembele sebagai seorang atlet dan bagian dari skuad tim. 

Kepercayaan Xavi bisa meningkatkan mentalitas Dembele. Bukan tak mungkin, Dembele bisa menjadi salah satu aktor penting dalam mengembalikan pola permainan Barca hingga akhir musim.

Mesin kerja Xavi bekerja perlahan. Para pemain mulai mengikuti instruksinya dengan baik. Ruang ganti di bawah kontrol terbaik. Dengan demikian, hasil positif bisa perlahan-lahan tercapai dalam waktu dekat, termasuk menjadi juara Piala Eropa.

Salam Bola.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun