Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Invasi Rusia, Pemilik Chelsea Digoncang dan Kutukan Keras Pemain Man City untuk Putin

25 Februari 2022   07:50 Diperbarui: 27 Februari 2022   01:00 1320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roman Abrahimovich, pemilik klub Chelsea dan berkewarganegaraan Rusia. Foto: AFP/Ben StanSall via Kompas.com

Perang selalu berdampak pada segala aspek kehidupan. Kendati sumber perang bermula dari persoalan politik dan wilayah, namun efeknya mencakupi setiap hal yang berada di bawah naungan wilayah terjadinya konflik.

Saat ini, publik sementara berbicara tentang invasi Rusia ke Ukraina. Pastinya, invasi ini akan mendapat reaksi balik dari sisi Ukraina. Apabila tak segara mengambil jalan tengah, hal ini malah menimbulkan konflik yang berkepanjangan.

Konflik ini mengguncang Ukraina. Para pemimpin dunia mengecam aksi Rusia. Juga, pelbagai aspek kehidupan tergoncang.

Konflik antara Rusia dan Ukraina ikut berdampak pada dunia sepak bola. Roman Abramovich, pengusaha kaya asal Rusia yang saat ini menjadi pemilik klub Liga Inggris, Chelsea mendapat sorotan.

Abramovich menjadi pemilik Chelsea sejak 2003. Sejak saat itu, Chelsea perlahan berubah menjadi salah satu kekuatan baru di Liga Inggris. Pelbagai trofi masuk kabinet Chelsea, termasuk 2 trofi Liga Champions.

Boleh dikatakan, Abramovich termasuk pengusaha sukses yang membangkitkan salah satu kekuatan sepak bola di Eropa. Pengaruhnya sangat kuat di Chelsea. Terbukti dalam ketegasannya saat Chelsea sementara tampil timpang dan tak ragu mengambil keputusan untuk memecat pelatih.

Di tengah konflik Rusia, Abramovich ikut digoncang. Terbukti, sebagaimana yang dikutip dari The Mirror (24/2/22), anggota parlemen Inggris, Christ Bryant menyerukan larangan untuk Roman Abramovich untuk memiliki klub Chelsea setelah invasi Rusia ke negara tetangganya, Ukraina.

Selain itu, para politikus di parlemen Inggris mengutuk invasi Rusia ke Ukraina. Bahkan beberapa politikus menyeruhkan pembekuan aset yang dimiliki oleh warga negara Rusia di Inggris.

Kabarnya, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson akan segera memberikan pernyataan sikap atas invasi Rusia ke Ukraina. Pernyataan ini bisa saja memberi efek pada warga negara Rusia yang memiliki keterikatan di Inggris.  Termasuk, nasib Abramovich sebagai pemilik Chelsea.

Kendati demikian, belum ada kepastian yang jelas apakah Abramovich memiliki keterkatikan dengan pemerintah Rusia di bawah Vladimir Putin. Apabila ada koneksi Abramovich, bukan tak mungkin hal ini juga berdampak pada statusnya sebagai pemilk Chelsea.

Apalagi sepak bola bukan sekadar olahraga fisik yang menekankan aspek finansial dan kompetitif. Lebih dari itu, sepak bola sudah menjadi ajang advokasi kemanusiaan. Dalam mana, lewat sepak bola suara-suara kemanusiaan diserukan ke publik.

Contoh nyatanya dalam laga antara Barcelona dan Napoli dinih hari tadi. Sebelum laga dimulai, kedua tim sama-sama memegang poster yang bertuliskan "Stop War".

Tentu saja, advokasi seperti sudah jelas membahasakan posisi dunia sepak bola di tengah konflik kemanusiaan. Apabila Abramovich memiliki koneksi kuat dengan pemerintahan Putin, bukan tak mungkin hal ini berdampak pada relasinya dengan Chelsea.

Memang, Abramovich sudah berjasa besar dalam pembangunan Chelsea. Kendati demikian, klub pun perlu menimbang sisi yang lebih mulia daripada soal kepemilikan yang terikat pada sisi yang berseberangan dengan advokasi yang ditekankan dalam dunia sepak bola.

Ketika Abramovich yang merupakan pemilik Chelsea dan berwarga negara Rusia diguncang, pemain Manchester City asal Ukraina, Oleksandr Zinchenko mengeluarkan pernyataan cukup keras untuk Vladimir Putin.

Dia menyampaikan pernyataan itu dalam sebuah instagram, tetapi kemudiaan pernyataan itu dihilangkan. Kabarnya, pihak instagram yang menghilangkan pernyataannya itu.

Dalam pernyataan itu, pemain yang berposisi sebagai bek kiri ini menginginkan agar Putin mengalami kematian yang paling menyakitkan.

Pernyataan keras ini beralasan dari sisi status Zinchenko yang merupakan warga negara Rusia. Salah satu alasannya adalah Zinchenko menunjukkan sisi nasionalismenya dalam mempertahankan kedaulatannya negaranya.

Siapa pun, kedaulatan negara menjadi nomor satu. Apalagi bagi Zinchenko yang sudah membela timnas Ukraina lewat cabang sepak bola.

Semangat nasionalismenya sudah terbentuk. Bahkan dia membuktikannya lewat kerja keras di lapangan sepak bola.

Ketika kalah di arena sepak bola, pastinya sakit hati sulit terhindarkan. Apalagi ketika kedaulatan negara diganggu oleh kekuatan dari luar yang berakibat pada konflik, pastinya sakit hati lebih dari apa yang dialami ketika kalah di arena sepak bola.

Zinchenko hanya menyampaikan suasana hatinya sebagai warga negara Ukraina yang merasa tertekan oleh kekuatan Rusia. Dalam situasi tertekan itu, pemain Man City pun menunjukkan pembelaannya, termasuk upayanya untuk mengritik keras jalan yang diambil oleh Rusia di Ukraina.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun