Apalagi sepak bola bukan sekadar olahraga fisik yang menekankan aspek finansial dan kompetitif. Lebih dari itu, sepak bola sudah menjadi ajang advokasi kemanusiaan. Dalam mana, lewat sepak bola suara-suara kemanusiaan diserukan ke publik.
Contoh nyatanya dalam laga antara Barcelona dan Napoli dinih hari tadi. Sebelum laga dimulai, kedua tim sama-sama memegang poster yang bertuliskan "Stop War".
Tentu saja, advokasi seperti sudah jelas membahasakan posisi dunia sepak bola di tengah konflik kemanusiaan. Apabila Abramovich memiliki koneksi kuat dengan pemerintahan Putin, bukan tak mungkin hal ini berdampak pada relasinya dengan Chelsea.
Memang, Abramovich sudah berjasa besar dalam pembangunan Chelsea. Kendati demikian, klub pun perlu menimbang sisi yang lebih mulia daripada soal kepemilikan yang terikat pada sisi yang berseberangan dengan advokasi yang ditekankan dalam dunia sepak bola.
Ketika Abramovich yang merupakan pemilik Chelsea dan berwarga negara Rusia diguncang, pemain Manchester City asal Ukraina, Oleksandr Zinchenko mengeluarkan pernyataan cukup keras untuk Vladimir Putin.
Dia menyampaikan pernyataan itu dalam sebuah instagram, tetapi kemudiaan pernyataan itu dihilangkan. Kabarnya, pihak instagram yang menghilangkan pernyataannya itu.
Dalam pernyataan itu, pemain yang berposisi sebagai bek kiri ini menginginkan agar Putin mengalami kematian yang paling menyakitkan.
Pernyataan keras ini beralasan dari sisi status Zinchenko yang merupakan warga negara Rusia. Salah satu alasannya adalah Zinchenko menunjukkan sisi nasionalismenya dalam mempertahankan kedaulatannya negaranya.
Siapa pun, kedaulatan negara menjadi nomor satu. Apalagi bagi Zinchenko yang sudah membela timnas Ukraina lewat cabang sepak bola.
Semangat nasionalismenya sudah terbentuk. Bahkan dia membuktikannya lewat kerja keras di lapangan sepak bola.
Ketika kalah di arena sepak bola, pastinya sakit hati sulit terhindarkan. Apalagi ketika kedaulatan negara diganggu oleh kekuatan dari luar yang berakibat pada konflik, pastinya sakit hati lebih dari apa yang dialami ketika kalah di arena sepak bola.