Di tengah performa MU yang berjalan di tempat dan Ronaldo yang mandul, nasib Rangnick pun makin tak jelas. Peluangnya untuk dikontrak menjadi pelatih tetap makin tipis.
Memang, tak sepenuhnya Rangnick disalahkan dengan situasi MU. Menggantikan Solskjaer di waktu kompetesi sudah berjalan bukanlah hal yang gampang.
Boleh jadi, para pemain yang skuad di MU belum tentu memenuhi kriteria yang diinginkan oleh formasi permainan dan tuntutan strategi ala Rangnick.
Performa MU tidak terlalu buruk. Hanya sekali saja MU mengalami kekalahan di bawaha kepelatihan Rangnick. Persoalannya, ketika intensitas MU tak naik, tetapi cenderung berjalan di tempat.
Padahal, MU mempunyai ekspetasi untuk kembali menjadi tim yang kompetetif, laiknya Liverpool di tangan Jurgen Klopp atau pun Manchester City di tangan Pep Guardiola.
Ketika ekspetasi ini tak terjadi, peluang Rangnick untuk bertahan hingga akhir musim ini terbuka lebar. Bisa saja, MU beralih pada pelatih baru untuk musim depan. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H