Dalam arti, setiap pihak perlu melihat ke dalam diri, serentak berusaha membangun penghargaan dan rasa hormat kepada pasangan. Walaupun sudah terikat, kita sekiranya perlu juga menghargai kebebasan individu, termasuk menghargai perasaan masing-masing pihak.
Bagaimana pun, setiap orang disatukan dengan kelemahan dan keistimewaan tertentu. Agar perbedaan ini tak menjadi beban dalam relasi, kedua belah pihak sekirannya membangun rasa hormat di antara satu sama lain. Dengan ini, sebisa mungkin mengubur sikap toksik yang cenderung melukai salah satu pasangan.
Pasangan posesif bisa menciptakan hubungan toksik. Siapa pun pasti merasa tidak nyaman, dan ingin menghadapi situasi baru dengan memilih berpisah.
Kendati demikian, hal itu juga bisa terbangun lewat pemahaman di antara satu sama lain. Maka dari itu, relasi pacaran mesti dibangun dengan relasi yang positif, daripada dengan bumbu-bumbu asmara yang tak begitu esensial.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H