Liga Inggris. Apalagi sehari sebelumnya, Man City meraih hasil imbang kontra Southampton.
Kemenangan kontra Crystal Palace (23/1/22) menjaga asa Liverpool untuk terus menempel Manchester City di peringkat pertama klasemen sementaraHasil imbang Man City menguntungkan Liverpool. Margin poin antara Liverpool dan Man City perlahan terpotong.
Memang, tak gampang untuk mengejar Man City. Pada tempat pertama, Man City dalam keadaan seimbang. Keseimbangan Man City itu ditopangi oleh kesiapan dan ketersediaan skuad secara umumnya.
Lalu, Pep Guardiola juga terlihat berhasil meramu para pemainnya. Itu terlihat dari formasi yang dimainkan oleh Guardiola, di mana tak lagi terpaku pada formasi andalannya 4-3-3, tetapi kadang juga memainkan formasi 3-5-2.
Menariknya, Pep juga tak hanya mengandalkan satu atau dua pemain dalam formasinya itu. Pep berani untuk melakukan rotasi. Jadinya, setiap pemain mendapat menit bermain yang relatif seimbang.
Tentu saja, rotasi ini terjadi karena ketersediaan pemain. Apalagi, pemain di skuad Man City saat ini adalah para pemain yang didatangkan dan diorbitkan selama era Guardiola di Man City. Dalam arti, dia sudah mengenal dengan baik para pemainnya.
Dengan situasi ini, kelihatannya masih agak rumit bagi Liverpool yang berada di peringkat ke-2 untuk menggeser Man City dalam waktu dekat. Peluangnya tak mustahil, tetapi Liverpool perlu mengeluarkan energi ekstra untuk terus menjaga konsistensi.
Tantangan terbesar Liverpool ketika 3 punggawa pentingannya bermain di Piala Afrika di bulan Januari ini. Moh Salah, S. Mane, dan N. Keita dipanggil oleh timnas mereka masing-masing.
Moh Salah menjadi salah satu andalan penting Klopp sejauh ini. Performanya musim ini kerap menghadirkan decak kagum.
Beberapa kali Salah melakukan aksi solo a la Lionel Messi sebelum mencetak gol ke gawang lawan. Performa apik Salah ikut membantu perjalanan Liverpool di pelbagai kompetesi.
Tak ayal, kehilangan Salah untuk tugas timnas menjadi tantangan tersendiri. Klopp pun bersandar pada pemain yang tersedia.
R. Firmino yang kerap menjadi patner dari Salah dan Mane kali ini harus beradaptasi dengan rekan baru di trio lini depan Liverpool. Klopp pun menjatuhkan pilihan kepada Diogo Jota, A. Oxlade-Chamberlain, Takumi, dan K. Gordon
Trio Jota, Firmino, dan Chamberlein menjadi andalan Klopp pada dua pertandingan terakhir di Liga Inggris. Firmino terlihat sulit tergantikan dari sistem 3 striker a la Klopp. Â
Menurut Klopp, Firmino adalah salah satu pemain yang pergerakannya kerap mengecoh lini belakang, tetapi membuka peluang bagi rekan-rekan setim. Walaupun jarang mencetak gol, pergerakan Firmino kerap memberikan nilai plus bagi para pemain lain.
Peran Firmino ini kerap dimainkan ketika berada bersama Mane dan Salah. Hal yang sama pun berlaku ketika Klopp tanpa kehadiran Mane dan Salah. Makanya, patner Firmino boleh berbeda, tetapi tugasnya tetap sama.
Kecenderungan yang sama juga dengan Diego Jota. Jota yang menyumbangkan 2 gol sewaktu menyingkirkan Arsenal dari turnamen Piala Carabao mulai menjadi bagian dari sistem tak tergantikan dari Klopp.
Ketika salah satu trio andalan seperti Mane, Firmino, dan Salah absen, Jota menjadi andalan penting. Bahkan Jota sudah menjadi bagian dari rotasi regular Klopp di lini depan Liverpool.
Dengan performa Liverpool sejauh ini, terlebih khusus tanpa Mane, Salah, dan Keita membuat Klopp tetap nyaman. Tak terlalu panik. Tak ada keluhan karena absennya beberapa pemain penting di Liverpool.
Malahan, situasinya memberikan harapan baru bagi Klopp. Bisa saja, situasi itu bisa ikut mempengaruhi status Moh Salah. Sampai saat ini, belum ada kepastian apakah Salah akan memperpanjang kontraknya di Liverpool ataukah tidak.
Salah mengakui bahwa perpanjangan kontraknya bergantung pada Liverpool. Walaupun demikian, perpanjangan kontrak itu tetap bergantung pada kesepakatan di antara kedua belah pihak.
Faktor jumlah harga kontrak, termasuk tuntutan gaji dari kubu pemain bisa menentukan nasib kontrak dari pemain asal Mesir ini di Liverpool. Kalau cocok, Salah bisa bertahan. Kalau tidak, Liverpool harus merelakannya pergi.
Di tengah performa gemilang Salah saat ini, tentu tak sulit baginya mendapat pinangan dari klub-klub kaya. Apalagi usianya 28 tahun masih berada pada kondisi prima untuk seorang striker. Bukan tak mungkin, ketika ada harga cocok, Liverpool bisa merelakannya pergi ke klub lain.
Terlebih lagi, Klopp mulai merasa nyaman dengan performa para pemain depannya, walaupun tak ada pemain yang sekreatif Salah.
Performa Liverpool tanpa kehadiran para bintangnya yang berasal dari benua Afrika memberikan pelajaran yang sangat berarti. Performa Liverpool tak begitu anjlok ketika beberapa bintangnya absen. Klopp memiliki stok pemain yang bisa tampil untuk menutup lubang yang ditinggalkan.
Di lain pihak, ini bisa menjadi bahan pertimbangan bagi Liverpool dalam mengevaluasi kontrak Salah. Di tengah tarik ulur kontra antara Liverpool dan kubu Salah, bukan tidak mungkin Liverpool bisa mengambil keputusan, walaupun itu menyebabkan si pemain harus hengkang dari Anfield.
Karena itu, bola panas sebenarnya berada di kubu Salah. Tuntutannya pada klub bisa mempengaruhi nasibnya di Anfield. Menjadi rumit bagi Salah, ketika rekan-rekan setimnya tetap tampil baik walau dirinya absen.
Salam Bola
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H