Â
Xavi Hernandez mengawali era kepelatihannya dengan langkah tak begitu gampang. Persoalan lama sebelum kedatangannya sepertinya masih terjadi dan mempengaruhi model performa Barca.Â
Terbukti, Barca tersingkir dari arena Liga Champions di kualifikasi grup. Syukurnya, kendati tersingkir di Liga Champions, Barca masih berparsipasi di Piala Eropa.Â
Lalu, Barca lagi-lagi dikalahkan oleh musuh abadi, Real Madrid pada semifinal di ajang Piala Super Spanyol di Arab Saudi. Ini menjadi kekalahan ke-2 Barca dari Real Madrid pada musim ini. Â
Beberapa hari setelahnya, Barca kandas di Copa del Rey. Kali ini, giliran Ahtletic Bilbo yang menyingkirkan Barca dari Copa del Rey. Padahal, trofi Copa del Rey kerap masuk kabinet Barca dalam keikutsertaannya.
Praktisnya, harapan Barca pada musim ini adalah trofi Piala Eropa. Itu pun bergantung pada performa Barca.Â
Pasalnya, saingan Barca juga tak boleh dianggap sepele. Sementara untuk trofi La Liga Spanyol, peluang Barca yang masih berada di luar 5 besar klasemen sementara La Liga Spanyol terbilang sangat tipis.
Ditambah lagi dengan performa Barca yang belum sepenuhnya pulih pada penampilan terbaik. Hal ini bisa membuat Barca disangsikan untuk meraih gelar juara Piala Eropa.Â
Pada titik ini, situasi untuk tim sekelas Barca, kondisinya cukup kritis. Kepercayaan kepada pemain muda memang tak bisa diragukan. Ini menjadi salah satu hal yang patut diapresiasi.Â
Xavi terbilang berani memercayakan beberapa pemain muda. Selain tetap mempercayakan Gavi dan Nico Gonzales, dua bintang muda yang dipercayakan oleh Ronald Koeman pada awal musim ini, Xavi juga berupaya untuk mengorbitkan beberapa pemain muda dari akademi La Masia.Â