Persoalan cukup besar ketika persoalan dengan pasangan hanya diceritakan kepada pihak ketiga. Apalagi pihak ketiga itu cukup dipercayai melebihi keberadaan pasangan.
Paling tidak, tiga hal yang bisa saja terjadi karena terlalu percaya pada pihak ketiga dalam membicarakan persoalan yang terjadi dengan pasangan.
Pertama, Kepercayaan kepada pasangan bisa makin kabur
Membicarakan persoalan kepada pihak ketiga bisa menciptakan gap tertentu dengan pasangan sendiri. Â Dalam mana, pasangan tak terlalu dipandang sebagai sosok yang mesti dipercayai dalam menghadapi sebuah masalah.
Malahan, kepercayaannya lebih tercurah kepada pihak ketiga. Persoalannya, ketika dampak masalah membesar dan mengancam relasi dari kedua belah pihak. Saat kepercayaan sudah tidak ada pada pasangan, saat itu hubungan bisa makin renggang.
Pasangan pun tak dipandang sebagai solusi. Sebaliknya, dia bisa dipandang sebagai sebab masalah. Ketika perasaan sepertiin muncul, relasi tak hanya renggang, tetapi ancaman perpisahan bisa saja terjadi.
Kedua, Bisa menghadirkan hubungan yang mendalam dengan pihak ketigaÂ
Tak menutup kemungkinan ketika kepercayaan kepada pihak ketiga sudah terbangun, hubungan spesial juga ikut terbangun. Hubungan itu ditandai oleh rasa nyaman untuk menceritakan dan bahkan berada dekat dengan pihak ketiga.
Menjadi masalah, ketika situasi yang sama ini tak terjadi dengan pasangan sendiri. Ini sudah membahasakan bahwa kepercayaan dengan pihak ketiga sudah membangun sebuah koneksi tertentu.
Tantangan lainnya saat koneksi ini malah mengarah pada relasi yang tak wajar. Juga, melihat pihak ketiga sebagai sosok yang ideal dan pasangan sendiri sebagai sosok yang menyebalkan dan membosankan.
Ketiga, Persoalan diselesaikan untuk satu pihak semata