Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kekecewaan Tuchel, Nasib Lukaku Terancam, dan Chelsea Perlu Waspada

17 Januari 2022   10:47 Diperbarui: 17 Januari 2022   10:53 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Romelu Lukaku sementara berjuang untuk mendapatkan performa terbaik sejak pulang ke Chelsea. Foto: AFP/Daniel Liel-Olivas

Dalam laga antara Manchester City kontra Chelsea (15/1/22), Thomas Tuchel terlihat begitu aktif menginstruksikan para pemainnya dari pinggir lapangan. Laga ini begitu krusial untuk tempat Chelsea dalam perebutan trofi Liga Inggris pada musim ini. 

Nasib apes menimpa Chelsea. Kalah tipis. Sedihnya, gol tunggal Man City dicetak oleh Kevin De Bruyne, pemain yang pernah dikesampingkan oleh Chelsea di era Jose Mourinho. 

De Bruyne mekar bersama Man City. Jadi palang pintu penting Man City. Bahkan menjadi andalan Man City untuk kembali mempertahankan trofi Liga Inggris pada musim ini. 

Terang saja, hasil laga menempatkan Man City kokoh di puncak klasemen sementara Liga Inggris. Jarak antara Man City dan Chelsea kian melebar. Beda 13 poin.  Peluang merebut titel Liga Inggris pada musim ini kian sempit. 

Secara umum, Man City hanya perlu berwaspada pada kejaran Liverpool. Jarak kedua tim terpaut 11 poin, dengan Liverpool masih menyisahkan satu laga. 

Tak ayal, Thomas Tuchel tak bisa menyembunyikan kekecewaannya atas hasil laga. Pelatih asal Jerman ini kecewa dengan performa anak-anak asuhnya. 

Kekecewaan Tuchel kian jelas ketika dia tak puas dengan performa Romelu Lukaku. Menurutnya, dalam laga kontra Man City, Lukaku sering kali kehilangan bola. Bahkan Lukaku gagal memanfaatkan peluang emas di depan gawang Man City. 

Kekecewaan pada Lukaku ini bisa menjadi ancaman serius bagi Lukaku sendiri. Tempatnya bisa saja diisi oleh pemain lain. Bangku cadangan siap menanti pemain yang didatangkan dengan harga yang cukup fantastis ini. 97.5 juta euro di awal musim ini. 

Harga mahal bukanlah halangan bagi Tuchel untuk meminggirkan si pemain yang berposisi sebagai striker ini. Terbukti, Lukaku pernah dipinggirkan gara-gara pernyataannya pada wawancara di media Sky Sport Italia. 

Dalam wawancara itu, Lukaku menyatakan kecintaannya pada mantan klubnya dan menilai taktik yang cukup membebankannya di Chelsea. 

Pernyataan ini pun menimbulkan kebisingan di Chelsea. Tanpa berpikir panjang, Tuchel memberikan sanksi. Tak diikutsertakan bersama tim. 

Lukaku kemudian menyampaikan permohonan maaf. Maaf Lukaku membuka kembali pintu ke skuad utama. Pendek cerita, Lukaku kembali dimainkan termasuk dalam laga kontra Man City. 

Performa Lukaku di stadion Etihad menyebabkan Tuchel agak kecewa. Lukaku tampil di bawah standar terbaiknya sebagai seorang striker yang cepat, kuat, dan efektif di depan gawang lawan. 

Performanya itu seolah menjadi salah satu catatan serius. Lukaku belum menunjukkan harga yang dilabelkan padanya. Dari 21 laga yang dilakonkan oleh Lukaku, dia hanya berhasil mencatatkan 8 gol. Masih belum memenuhi ekspetasi Chelsea. 

Padahal, Lukaku didatangkan untuk mengisi kekurangan Timo Werner. Bukannya mengisi tempat Werner, Lukaku seolah mengulangi performa buruk  Werner. Jadinya, persoalan lama tak terpecahkan sama sekali. 

Kekecewaan Tuchel pada performa Lukaku bisa memberikan sebuah ancaman. Tempatnya bisa tergoncang. Berada di tim inti bisa saja tak nyaman. Boleh jadi, Tuchel menggunakan cara lama, sebagaimana yang dibuatnya sewaktu awal-awal tiba di Chelsea. 

Kendati Tuchel tanpa striker murni, performa Chelsea tetap konsisten. Hal itu terbukti ketika Tuchel menempatkan Kai Havertz,Christian Pulisic, dan Mason Mount di lini depan. 

Tak berlebihan jika Tuchel begitu kecewa dengang performa Lukaku. Pasalnya, kekalahan sudah mengancam posisi Chelsea di Liga Inggris. Ancaman itu bukan saja pada peta persaingan meraih trofi Liga Inggris, tetapi juga pada posisi tiga besar. 

Apabila Chelsea tak tampil waspada, tempat di tiga besar bisa saja terancam. Arsenal dan Tottenham Hotspur adalah dua tim yang sementara tampil konsisten. 

Cepat atau lambat, kedua tim bisa menjadi penghuni empat besar dan mengeluarkan Chelsea dari lingkaran 4 besar. Kalau Chelsea terus tampil tak stabil, anak-anak asuh Tuchel ini bisa keluar dari lingkaran 4 besar. 

Maka dari itu, Chelsea perlu segera berbenah. Termasuk upaya Tuchel mengeluarkan kemampuan terbaik Lukaku. 

Di lain pihak, keluhan Lukaku pada gaya formasi tim di Chelsea perlu dipertimbangkan dengan baik oleh Tuchel. Kendati pelatih mempunyai otoritas untuk mengatur permainan dan formasi tim, namun pelatih juga perlu mendengar situasi pemain di hadapan formasi dan taktik yang diterapkannya. 

Kekecewaan bukanlah solusi pada persoalan yang terjadi. Daripada tinggal dalam kekecewaan, Tuchel perlu waspada dengan situasi persiangan di empat besar Liga Inggris. 

Kewaspadaan itu dibarengi dengan upaya Chelsea untuk kembali pada rel kemenangan dan meraih poin penuh. Mungkin untuk sementara waktu masih sulit mengejar Man City di puncak klasemen sementara Liga Inggris. 

Akan tetapi, menjaga tempat di 3 besar bisa menjadi target Tuchel hingga akhir musim. Selain menjaga peluang bermain di Liga Champions, juga bertujuan menjaga mentalitas tim untuk berada pada level terbaik dan menjaga kepercayaan klub pada karir Tuchel di Liga Inggris. 

Salam Bola

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun