Dalam lanjutan kompetesi La Liga Spanyol, Barcelona kembali kehilangan poin penuh. Ditahan imbang oleh Granada (1-1), Barca hanya berhasil meraih 1 poin.
Barca terlebih dahulu unggul lewat gol pemain pinjaman asal Sevilla Luuk de Jong. Namun, keunggulan ini tak bertahan hingga peluit akhir dibunyikan. Lebih mengecewakan, Barca kebobolan di menit-menit akhir laga.
Mencermati performa Barca di bawah kendali Xavi Hernandez, persoalan lama masih terjadi di Barca. Persoalan ini sepertinya menghantui perjalanan karir Xavi sebagai manajer Barca.
Memang, secara umum Xavi terbilang berani dalam mengorbitkan para pemain muda didikan akademi La Masia ke tim inti. Namun, langkah ini hanya bagian dari proses untuk membangun tim.
Bagaimana pun, para pemain muda ini membutuhkan menit bermain agar kualitas permainan dan mentalitas mereka bisa terasah dengan baik.
Mentalitas para pemain muda juga perlu dibangun. Kendati bermain solid, Gavi juga bermain agak "kasar." Sejak dimainkan di tim inti, Gavi sudah mengoleksi 6 kartu kuning.
Hasil imbang kontra Granada menunjukkan dua persoalan mendasar yang menghantui Xavi sebagai pelatih di Barca sejauh ini.
Persoalan pertama itu adalah urusan dalam mencetak gol ke gawang lawan. Sejauh ini, Barca tak bersandar pada satu atau dua orang pemain dalam urusan mencetak gol.
Pada satu sisi, Barca rindu pada sosok Lionel Messi. Messi biasanya menjadi lumbung gol Barca ke gawang lawan. Semenjak kepergiannya, Barca terlihat sulit menemukan sosok yang sepadan. Akibatnya, Barca seperti singa yang tanpa taring tajam di hadapan lawan.
Yang terjadi juga adalah para striker terlihat tampil tak konsisten. Memphis Depay yang didatangkan dari Lyon di awal musim ini sempat menjadi andalan mencetak gol di bawah kendali Koeman.
Namun, pesona striker timnas Belanda ini perlahan meredup hingga jarang menjadi pencetak gol bagi Barca.
Sementara itu, Luuk de Jong yang dipinjamkan dari Sevilla di awal musim ini mulai berkontribusi bagi Barca di La Liga Spanyol. Tercatat pemain asal Belanda ini mencetak gol di dua laga berturut-turut di La Liga Spanyol.
Sempat diragukan menjadi bagian dari formasi Xavi, Luuk de Jong tak patah arang. Beruntung bagi Luuk de Jong karena Barca mengalami krisis striker dan beberapa pemain dibekap cedera dan menderita Covid-19.
Tak melihat posisinya sebagai keberuntungan, Luuk de Jong berupaya membuktikan dirinya sebagai pemain yang perlu diperhitungkan di lini depan. Tak ayal, Luuk de Jong bisa menjadi sandaran Xavi hingga Ferran Torres bisa terdaftar ke tim inti, atau pun Barca berhasil mendapatkan seorang striker yang berkelas.
Minimnya kontribusi gol ke gawang lawan menjadi kelemahan Barca. Kendati menguasai pertandingan, Barca juga perlu bermain efektif. Toh, sebuah laga tak ditentukan oleh dominasi dalam penguasaan bola, tetapi itu ditentukan oleh kemampuan tim mencetak gol guna memenangkan pertandingan.
Masalah mencetak gol ke gawang lawan menjadi persoalan Xavi di Barca. Harapannya, Ferran Torres bisa menjadi salah satu solusi bagi persoalan di lini depan Barca.
Persoalan kedua adalah konsentrasi lini belakang Barcelona. Terlihat Xavi begitu getol untuk mencari striker.
Setelah mendapatkan F. Torres, kabarnya Barca mengincar Alvaro Morata dari Juventus. Akan tetapi, Juventus menggarisbawahi jika Morata tidak dijual.
Pergerakan Xavi ini menunjukkan bahwa dia lebih peduli pada lini depan daripada memikirkan lini belakang.
Lini belakang Barca sebenarnya terlihat keropos. Beberapa kali Barca kebobolan karena para pemain kehilangan konsentrasi atau pun lambat mengantisipasi pergerakan lawan.
Gerard Pique memang tetap menjadi andalan Xavi. Dari sisi pengalaman dan kepemimpinan Pique bisa diharapkan. Namun, dari sisi kecepatan dan kecekatan membaca pergerakan lawan, Pique kerap kalah cepat.
Maka dari itu, tak salah jika Xavi juga perlu mencari bek belakang yang mumpuni. Sejauh ini, Xavi belum mengorbit bek tengah dari akadami La Masia. Xavi masih memanfaatkan para bek yang menjadi andalan pelatih sebelumnya, Ronald Koeman.
Bedanya, Xavi coba menghidupkan kembali tempat Samuel Umtiti. Akan tetapi, Umtiti juga terlihat sulit menemukan performa terbaiknya selepas cedera serius.
Lantas, bagaimana memecahkan persoalan yang dihadapi Xavi? Untuk saat ini, sangat sulit untuk mencari solusi jangka pendek dengan membeli pemain baru.
Xavi harus bersabar dengan pemain yang ada. Mendatangkan pemain baru pada transfer di tengah musim terlihat sulit bagi Barca karena faktor ketidakstabilan keuangan klub.
Walau mereka sudah membeli Torres dari Man City, namun Barca masih kesulitan mendaftarkan Torres ke tim inti. Upaya meminjamkan Coutinho masih belum cukup untuk menjaga kestabilan keuangan klub guna menempatkan Torres ke tim utama.
Makanya, mencari pemain baru untuk memecahkan persoalan di Barca sangat sulit tercapai untuk waktu dekat. Xavi hanya perlu membangun skuad yang ada, termasuk mengangkat mentalitasnya agar bisa mengeluarkan kemampuan terbaik.
Upaya ini pun penuh tantangan. Persoalan yang sama terjadi di tahun lalu masih menghantui Xavi di Barca.
Lini depan begitu mandul, kendati Barca menguasai laga. Juga, lini belakang yang begitu keropos dalam menghalau serangan lawan.
Ketika Xavi berhasil mencari solusi dari dua persoalan ini, jalan Barca bisa mulus dan perlahan kembali menjadi kekuatan di La Liga Spanyol.
Salam Bola
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H