Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

PSG Terancam, Real Madrid Tak Senang, dan Chelsea Beruntung

14 Desember 2021   07:23 Diperbarui: 14 Desember 2021   07:27 3081
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pasukan Diego Simeone yang dikenal energetik dan kerap menyulitkan tim-tim besar terlihat gampang dijinakan oleh pasukan Ancelotti. Sama halnya, ketika Madrid menundukan Inter Milan di kualifikasi grup Liga Champions di laga terakhir.

Inter Milan yang begitu perkasa di Liga Italia harus mengakui keunggulan dan kesolidan Madrid. Padahal, Inter mempunyai komposisi skuad yang cukup komplit karena dihuni oleh banyak pemain bermental pekerja keras.

Alasan kedua adalah faktor tradisi dan pengaruh Ancelotti. Tradisi Madrid di Liga Champions dan pengalaman Ancelotti seolah berjalan searah. Madrid masih menjadi klub yang berhasil meraih 13 trofi di Liga Champions. Prestasi yang sulit untuk dikejar.

Rekam jejak Madrid ini dibarengi dengan pengalaman Ancelotti di Liga Champions. Tiga kali Ancelotti berhasil meraih trofi Liga Champions dalam karirnya sebagai pelatih.

Keberhasilan Ancelotti mengeluarkan kemampuan terbaik para pemain Madrid patut diacungi jempol. Pada beberapa musim terakhir, Madrid menjadi klub yang irit dalam urusan belanja pemain.

Kendati demikian, Madrid tetap tampil pada level terbaik. Penentuan kembali Ancelotti sebagai pelatih Madrid merupakan pilihan yang tepat.

Di sisi lain, PSG yang dihuni oleh banyak bintang, termasuk trio Messi, Mbappe, dan Neymar masih belum menemukan performa terbaik.

Salah satu persoalan yang dihadapi oleh PSG adalah lini belakang. Lini belakang belum menunjukkan konsistensi dalam menjaga gawang dari kebobolan.

Lalu, para gelandang PSG belum begitu menjadi jembatan yang solid dalam menghubungkan pola permainan PSG dari lini belakang dengan penyerang.

Jadinya, ketika bertemu dengan Man City di kualifikasi grup, performa PSG begitu melempem. Kalah dominasi dari Man City. Aliran bola di setiap lini PSG begitu mandek. Trio Mbappe, Messi, dan Neymar nampak tak bisa tampil maksimal.

Sama halnya ketika bertemu dengan Madrid yang mana sudah tampil konsisten. Tiap lini Madrid tampil solid. Walau duo bek andalan, Sergio Ramos dan Raphael Verane pergi, Madrid berhasil mendapatkan pengganti yang sepadan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun