Empat musim Pep di Man City. Sukses di level domestik, namun mandul di Eropa. Boleh jadi, musim ini menjadi kesempatan terakhir dari klub apabila Pep kembali gagal dengan Man City. Â
Tiga tim Liga Inggris lainnya dilatih oleh tiga pelatih asal Jerman. Jurgen Klopp di Liverpool, Thomas Tuchel di Chelsea, dan Ralf Rangnick yang baru bergabung dengan MU sebagai pelatih sementara.
Menariknya, ketiga pelatih ini mempunyai rekam jejak yang persis sama. Bahkan filosofi bermain dari ketiga pelatih ini serupa. Gaya gegenpressing, yang tak hanya menekankan pola bermain menyerang, tetapi juga membutuhkan pertahanan yang solid.
Gaya ini yang menyebabkan Liverpool menjadi juara tiga musim lalu. Pun, Chelsea yang berhasil meredam dominasi Man City di final musim lalu.
Kerja keras, kecerdikan, dan dedikasi dari ketiga pelatih asal Jerman ini memberikan efek positif bagi tim-tim Liga Inggris.
Hal yang sama pula dihidupi di Bayern Munchen yang sementara dilatih oleh Julian Nagelsmann. Bayern Munchen tampil sebagai tim yang sangat solid di grup berkat pola permainan yang penuh intensitas.
Hemat saya, tantangan terkuat untuk tim-tim Liga Inggris hadir dari beberapa tim ini.
Pertama, Paris Saint Germain karena faktor komposisi skuadnya yang dihuni oleh beberapa bintang berkelas. Kehadiran Messi memberikan nilai plus untuk skuad PSG.
Messi termasuk pemain yang menjadi penyumbang gol untuk PSG di Liga Champions. Total sudah 5 gol yang dilesakan Messi di Liga Champions bersama PSG.
Kendati performa PSG masih naik-turun, termasuk kekalahan dari Man City di kualifikasi grup, namun hal itu tak boleh dijadikan tolok ukur untuk menilai kelemahan PSG.
Bagaimana pun, PSG membutuhkan waktu untuk membangun kekuatan tim agar tampil solid. Apalagi tim yang dihuni oleh banyak bintang dari pelbagai liga dan latar belakang yang berbeda.