Dia tidak ingin konotasi yang sama juga melekat di dalam dirinya. Makanya, salah satu nasihat saya adalah dia perlu menjauhi diri dari penciptaan tuduhan-tuduhan ketika ada orang yang mau berkonsultasi tentang persoalan yang terjadi.
Tuduhan kerap menghadirkan masalah baru. Bukan saja, pasien atau orang yang berkonsultasi, tetapi itu juga bisa menambah beban baginya dalam menunjukkan diri di tengah masyarakat.
Selain beban batin dengan pengalamannya ini, dia juga berhadapan dengan tantangan sosial. Apalagi statusnya sebagai seorang guru SMK.
Sebagai seorang guru, kenyataan yang dialaminya itu sangat sulit untuk diterima secara akal sehat. Pada pihak lain, dia juga sulit menolak hal itu masuk ke dalam dirinya. Makanya, dia melihat bahwa apa yang dialaminya sebagai sebuah tantangan sosial.
Pastinya, tak sedikit orang yang menolak apa yang dimilikinya. Pertimbangan pertama adalah stusnya sebagai seorang guru dan masih berusia muda. Biasanya, orang yang mendapat "karunia" adalah mereka yang sudah berakar kuat dalam hidup beragama dan sudah masuk usia dewasa.
Penolakan pasti ada. Kecurigaan dari masyarakat juga sangat sulit terhindarkan, termasuk tuduhan yang menilai dirinya sebagai "ata mbeko". Ujung-ujungnya, dia bisa saja mendapat label negatif apabila apa yang dimiliki merugikan orang lain.
Secara tidak langsung, teman ini akan menghadapi tantangan sosial yang tak gampang. Maka dari itu, menjaga diri dari tuduhan-tuduhan tak jelas perlu dihindari.
Selain itu, kesombongan rohani yang merasa diri suci juga perlu dijauhi. Pada tempat pertama, tetap merasa diri sebagai manusia yang berkekurangan, tetapi dipercayakan dengan kemampuan mistis tertentu.
Ya, kenyataan mendapat karunia tertentu, seperti menjadi dukun sangat sulit dihindari dari realitas sosial. Ini adalah bagian dari fenomena sosial yang tak boleh "dihakimi" begitu saja dan gampang dipandang salah.
Seharusnya, fenomena ini dipelajari secara mendalam agar masyarakat bisa melihat secara rasional dan mencernanya dalam kaca mata iman. Tujuannya, agar kita tak terjebak pada pikiran yang keliru dan sikap yang salah.
Salam