Â
Pada pekan ini, kita disuguhkan dengan beberapa big match dari sebagian besar liga Eropa. Dari liga Inggris, dua tim berseragam merah, Liverpool akan bertemu Manchester United (MU) di Old Trafford.
Dari daratan Spanyol, El Classico, Barcelona kontra Real Madrid akan menjadi sajian menarik. Untuk pertama kalinya, El Classico ini tanpa kehadiran Lionel Messi.
Lalu, di Liga Prancis menyajikan duel klasik antara PSG kontra Marsaille. Dan, di Italia, Inter Milan bertemu dengan Juventus. Dua tim sangat membutuhkan tim untuk tetap berada di jalur yang tepat. Â
Secara umum, pada pekan ini kita akan disuguhkan dengan laga-laga seru, menghibur dan bahkan panas memompa adrenalin. Barangkali laga antara Liverpool kontra MU akan menarik lebih banyak mata.
Laga antara Liverpool dan MU kerap menjadi salah satu laga yang secara tradisi penuh dengan persaingan dan dibumbuhi dengan tensi di antara kedua tim. Ketika MU masih berada di tangan Sir Alex Ferguson, Liverpool terlihat sulit untuk menumbangkan MU.
Situasi sejauh ini berbeda. Liverpool terlihat lebih superior daripada MU. Apalagi Liverpool memiliki Jurgen Klopp, pelatih yang memiliki taktik berani dalam mengambil resiko.
Kendati demikian, laga kedua tim akan berjalan seimbang. Pasalnya, kedua tim mempunyai materi pemain yang relatif sama. Juga, latar belakang persaingan di antara kedua tim menjadi salah satu alasan.
Pada laga ini, Mohamed Salah bisa menjadi ancaman serius bagi MU. Pemain timnas Mesir ini sudah mencetak gol pada 9 laga berturut-turut.
Pada dua laga terakhir di Liga Inggris, Salah menunjukkan kepiwaiannya dalam menjebol gawang lawan. Tak sekadar menciptakan gol, tetapi proses sebelum mencetak gol dinilai sangat mirip dengan apa yang sering dilakukan oleh Lionel Messi.
Tak ayal, Klopp menilai bahwa Salah merupakan pemain terbaik sekarang ini. Makanya, tak berlebihan jika menilai Salah akan menjadi ancaman serius bagi lini belakang MU.
Terlebih lagi, Raphael Verane tandem dari Harry Maguire masih dibekap oleh cedera.
Maguire yang "dipaksakan" bermain kontra Leicester City harus didampingi oleh tandem lama, Lindelof. Harapannya, Maguire tetap mempertahankan penampilan terbaik sebagaimana MU bertemu Atalanta di Liga Champions.
Ancaman Salah makin perlu diwaspadai apabila menimbang performa rekan setimnya, dan pendampingnya di lini depan. Sadio Mane kerap menjadi senjata rahasia yang siap meledak saat Salah dikunci.
Sama halnya, Roberto Firmino yang terlihat kembali menemukan naluri dalam mencetak gol. Hattrick ke gawang Watford menjadi salah bukti jika Firmino bisa menambah ancaman yang sudah ditebarkan oleh Salah. Selain itu, Diego Jota kerap menjadi solusi di lini depan Liverpool.
Ya, secara umum Liverpool berada dalam kondisi prima, baik itu di lini depan maupun di lini belakang. Pendeknya, Salah bisa menjadi ancaman serius bagi MU yang belum tampil konsisten.
Selain itu, MU juga sulit jika hanya mengunci Salah dari permainan Liverpool. Pasalnya, Liverpool mempunyai banyak alternatif yang bisa memberikan keleluasaan bagi Liverpool di lini serang.
Ketika Salah menjadi ancaman bagi Liverpool, MU kembali berharap pada tuah penyelamat a la Cristiano Ronaldo.
Sejak didatangkan dari Juventus, Ronaldo kerap memberikan peran penting bagi MU. Masa Ronaldo belum habis kendati sudah mendekati usia 37 tahun. Pemain timnas Portugal ini kerap kali memberikan gol-gol yang memberikan poin penting bagi MU.
Dalam laga kontra Atalanta, Ronaldo menjadi penyelamat MU. MU berhasil bangkit dari defisit 2 gol.
MU membalikkan keadaan di babak kedua. Akhir cerita, Ronaldo berhasil mencetak gol lewat sundulan di menit 82 sekaligus memberikan kemenangan untuk MU. Â
Kemenangan ini tak hanya membuat MU meraih poin penuh. Juga, nasib Ole Gunnar Solksjaer yang diterpa angin pemecataan seolah selamat. Ronaldo menjadi penyelamat muka MU di Old Trafford.
Tuah penyelamatan a la Ronaldo ini sekiranya kembali terjadi saat bertemu Liverpool. Tugas MU agak berat dalam laga kontra Liverpool. Pasalnya, Liverpool menunjukkan konsistensi bermain bagus  di Liga Inggris.
Paling tidak, faktor-faktor ini yang bisa membuat MU bisa meladeni kualitas tamunya, Liverpool di Old Trafford.
Faktor pertama, faktor Cristiano Ronaldo. Ronaldo menunjukkan bagaimana mempertahankan energi bermain baik hingga peluit laga berakhir. Sejauh laga belum selesai, para pemain seharusnya tetap fokus untuk meraih hasil positif.
Faktor kedua, masih berhubungan dengan aksi penyelematan muka MU a la Ronaldo di laga kontra Atalanta. Semangat dari lagi di Liga Champions ini mungkin belum padam. Ini bisa menjadi motor penggerak para pemain MU untuk menunjukkan semangat yang sama saat bertemu Liverpool.
Faktor ketiga, faktor tuan rumah. MU mesti memanfaatkan suara-suara suporter di tuan rumah. Suntikan dukungan suporter tuan rumah dijadikan energi tambahan dalam meladeni permainan Liverpool.
Tentu saja, suporter tuan rumah tak cepat putus asa ketika situasi di lapangan tak menguntungkan MU. Ejekan dan siulan yang merendahkan pemain dan pelatih sendiri hanya merugikan tim. Seharusnya, suporter memberikan energi ekstra hingga laga berakhir.
Di tengah laga berat kontra Liverpool, suporter mesti meningkatkan energi untuk mendukung permainan tim. Ini juga bisa menjadi dukungan moril bagi Cristiano Ronaldo untuk hadir sebagai pemain yang bisa menyelamatkan MU di rumah sendiri.
Salam Bola Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H