Berdoa bersama itu menjadi momen kebersamaan keluarga. Bersama-sama sebuah keluarga menyampaikan intensi kepada Sang Khalik agar persatuan sebagai keluarga tetap terjaga.
Selain itu, berdoa bersama itu bisa dijadikan keseharian dari kehidupan berkeluarga. Misalnya, pergi beribadah bersama-sama. Atau juga, saat makan bersama, berdoa bersama menjadi bagian yang perlu.
Berdoa bersama menjadi salah satu cara orangtua mengajarkan hidup beragama bagi anak-anak.
Ketiga, Mengarahkan anak untuk menghargai agama lain.
Agama itu beraneka rupa. Namun, satu hal yang pasti bahwa dari setiap agama yang ada di muka bumi, ajaran tentang kebaikan menjadi salah satu kata kunci. Apabila dalam satu agama ada pengajaran tentang kebaikan, begitu pula pada agama berbeda.
Barangkali yang berbeda adalah bagaimana seorang penganut mewujudnyatakan kebaikan itu seturut agama yang dianuti. Kebaikan itu adalah bahasa universal dan ini menjadi bagian tak terpisahkan dari hidup bergama.
Bertolak dari kenyataan ini, menghargai agama lain merupakan hal yang perlu diajari. Penghargaan ini pun merupakan cara mewujudnyatakan nilai-nilai kebaikan yang tergaris dalam agama yang dianunit.
Hal ini bisa bermula dari cara pandang orangtua. Orangtua seyogianya memiliki pengetahuan yang cukup tentang perbedaan yang terjadi. Pengetahuan ini bertujuan agar orangtua bisa mengarahkan anak pada pandangan yang positif tentang agama berbeda dan menjauhi segala stereotip negatif.
Perbedaan dalam kehidupan beragama mesti dilihat dengan pikiran terbuka. Pikiran terbuka tercipta lewat pengetahuan dari sumber-sumber yang terpercaya dan tak menyesatkan. Dengan pengetahuan itu, orangtua bisa mengarahkan anak untuk bisa menghargai perbedaan dan bukannya takut dengan perbedaan itu.
Agama merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan berkeluarga. Kita perlu menghargainya. Maka dari itu, orangtua harus mempunyai kemampuan mengajarkan anak ke jalan hidup beragama yang benar dan baik.
Salam