Baru-baru ini, ibunda Ronaldo, Dolores Aveiro menyampaikan kesannya kepada Cristiano Ronaldo Junior (Jr), yang juga dipanggil dengan nama "Cristianinho". Menuru ibunda Ronaldo, Cristianinho lebih berkualitas daripada Ronaldo pada usia yang sama (Manchester Evening News.com 22/9).
Lebih lanjut, Aveiro menyatakan bahwa ketika masih kecil Ronaldo tak mempunyai pelatih. Untuk saat ini, selain berlatih di akademi sepak bola, Cristianinho beruntung karena ayahnya sebagai mentor. Dengan demikian, pasti banyak hal yang bisa dipelajarinya dari sang ayah.
Pengakuan ini memberikan pesan jika kelak publik bisa saja menyaksikan Cristiano Ronaldo jilid II. Atau mungkin, anaknya melampaui apa yang telah dicapai oleh ayahnya.
Memang terlalu dini untuk menerka. Tak sedikit terjadi ketika anak pesepak bola dilihat bertalenta saat usia belia, namun seturut berjalannya waktu performa mereka menurun.
Barangkali salah satu sebab adalah ekspetasi yang besar agar mereka bisa menyamai atau melampaui apa yang telah dicapai oleh orangtua mereka.
Cristianinho memang kerap menjadi perhatian. Sewaktu masih berlatih di akademi Juventus, aksinya kadang tertangkap layar. Tak ayal, banyak yang memprediksi jika Cristianinho bisa mengikuti jejak dari ayahnya, Ronaldo.
Seturut kepindahan Ronaldo, Cristianinho juga pindah akademi. Berlatih di akademi merupakan salah satu kelebihan yang dimiliki. Paling tidak, perkembagannya dipantau sejak masih kecil.
Berbeda dengan Ronaldo yang mengalami kehidupan sulit sewaktu masih kecil. Kendati demikian, Ronaldo tak putus asa dan bahkan menjadikan sepak bola sebagai instrumen untuk memperbaiki nasib keluarganya.
Sepak bola bukan sekadar olahraga, tetapi tempat bagi Ronaldo untuk mengubah kehidupannya. Berbeda dengan anaknya yang sudah merasakan banyak fasilitas. Yang tertinggal adalah bagaimana Cristianinho memanfaatkan fasilitas dan berlatih dari ayahnya agar bisa mengikuti jejak ayahnya, Ronaldo.
Ronaldo sendiri termasuk berpikiran terbuka dalam hal pendidikan anaknya. Dia sendiri tak terlalu memaksakan anaknya untuk mengikuti jejak karirnya sebagai pesepak bola.
Barangkali ini merupakan salah satu cara agar anaknya tidak terbeban oleh bayang-bayang kesuksesan dari si ayah. Memaksakan anak untuk mengikuti jejak yang sama bisa berbuah kesia-siaan.