Kembalinya Cristiano Ronaldo ke Manchester United menghadirkan ekspetasi tinggi di Old Trafford. Ekspetasi ini makin menguat ketika Ronaldo mampu mempersembahkan 2 gol di debut perdananya saat MU bertemu Newcastle United dalam lanjutan Liga Inggris pekan ke-3.
Sontak saja, Ronaldo menjadi pusat perhatian. Berkat kontribusinya itu, tak sedikit pihak yang menilai bahwa peluang MU mengakhiri puasa trofi Liga Inggris bisa berakhir.
Namun, debut manis Ronaldo di Liga Inggris itu kandas ketika MU kalah di kompetesi Liga Champions (1-2) kontra Young Boys. Ronaldo boleh mencetak gol, namun kekalahan MU tetap menyakitkan.
Dalam laga itu, Ronaldo diganti pada babak kedua. Pelatih MU, Ole Gunnar Solskjaer berdalil bahwa Ronaldo tak bisa dimainkan penuh di setiap laga. Perlu juga menjaga kebugaran.
Namun, pergantian Solskjaer membawa petaka bagi MU. Jesse Lingard yang menggantikan Ronaldo menghadirkan blunder. Alih-alih mengoper bola ke kiper MU, David de Gea, operannya itu terlalu lemah sehingga bisa dicapai oleh pemain Young Boys.
Tak ayal, banyak pihak yang menilai bahwa kegagalan itu tak lepas dari peran Solksjaer. Solskjaer masih melakukan kesalahan yang sama sebagaimana yang dilakukannya pada musim lalu. Pilihan pemain pengganti kerap tak membawa hasil positif, tetapi malah menghadirkan petaka bagi MU.
Selain itu, beberapa orang pun menilai bahwa andaikata Ronaldo tetap dipertahankan, barangkali pemain timnas Portugal itu bisa melakukan sesuatu yang menguntungkan MU.
Hal itu bisa terlihat ketika Ronaldo mencetak 2 gol kemenangan bagi Portugal di menit-menit akhir saat berjumpat Irlandia di kualifikasi Piala Dunia 2022. Irlandia sudah mengirah akan membawa poin penuh dari laga itu.
Namun, mereka lupa jika Portugal memiliki Ronaldo yang bisa mengubah keadaan di setiap waktu. Benar saja, Ronaldo langsung memborong 2 gol di menit-menit akhir laga. Â Â
Skenario timnas Portugal bersama Ronaldo ini bisa saja kembali terjadi apabila Solksjaer tetap mempertahankan Ronaldo kendati MU bermain dengan 10 orang pemain. Ronaldo mempunyai banyak rekam jejak yang mengubah jalannya laga lewat gol pada menit-menit akhir.
Memang, Ronaldo menjadi favorit lama yang bersemi kembali di MU. Kepergiannya beberapa musim silam ke Real Madrid merupakan kehilangan besar bagi MU.
Makanya, kepulangannya pun disambut hangat. Ronaldo diperlakukan seperti anak yang hilang dan mau membawa harapan baru bagi MU.
Persoalannya, ketika harapan itu begitu kuat. Ingat, musim kompetesi baru dimulai. Biasanya di awal kompetesi, tim-tim tampil prima karena faktor cedera tidak terlalu mencolok dan faktor kelelahan belum begitu terasa.
Seturut perjalanan dari setiap kompetesi, faktor cedera dan kelelahan bisa menghampiri setiap tim. Biasanya, tim yang akan mampu memenangkan kompetesi adalah tim-tim yang mempunyai kedalaman skuad yang cukup mumpuni.
MU memiliki kedalaman skuad yang tak boleh dipandang sebelah mata. Karenanya, tak sedikit pihak yang menilai bahwa Solksjaer mesti memberikan trofi untuk MU yang sudah mendatangkan beberapa nama besar di musim ini.
Kedalaman skuad ini akan bermanfaat apabila pola permainan tak menekankan pada satu orang pemain. Alasan Solksjaer mengganti Ronaldo dengan Lingard memang keliru kalau dinilai dari hasil laga.
Namun, pergantian itu bisa memberikan dampak teknis yang cukup penting. Bagaimana pun, Lingard tampil cukup baik pada beberapa laga terakhir termasuk bersama timnas Inggris.
Perannya sebagai pelapis perlu ditingkatkan agar kepercayaan diri bisa terbangun dan aspek kompetetif di antara pemain di dalam tim ikut meningkat.
Lingard boleh saja melakukan kesalahan. Kesalahan itu tak boleh dilebih-lebihkan karena dalam setiap laga segala sesuatu bisa terjadi.
Yang perlu dicermati adalah upaya Solskajer untuk membagi menit bermain pada setiap pemain. Bagaimana pun, sebuah kompetesi tak bisa dimenangkan oleh satu orang pemain semata. Kesatuan tim seluruhnya tetap menjadi kunci kesuksesan tim.
Maka dari itu, menjadikan Ronaldo sebagai pusat dari tim perlu dihindari. Kendati Ronaldo langsung cetak gol dari 2 laga yang telah dilakonkan, terlalu fokus kepadanya juga perlu dijauhi.
Alasannya, agar si pemain tak terlalu terbebankan dengan ekspetasi dari luar lapangan. Juga, agar keseimbangan tim tak menjadi timpang karena peran dan pengaruh satu pemain semata.
Maka dari itu, pembagian menit bermain kepada setiap pemain bisa menjadi opsi untuk menguatkan kesatuan tim.
Bahkan pembagian menit itu bisa menjadi salah cara bagi pelatih mencari pemain yang bisa menjadi seperti senjata rahasia tim. Dalam mana, dia bisa mengubah jalannya laga atau memberi dampak instan saat masuk menjadi pemain pengganti.
MU akan bertemu West Ham dalam lanjutan liga Inggris pekan ini. West Ham tak boleh dipandang sebelah mata.
Sama halnya dengan MU. Ronaldo tak boleh menjadi fokus perhatian. Setiap pemain harus mendapat porsi perhatian yang sama agar mereka bisa mengeluarkan kemampuan terbaik, sebagaimana yang diupayakan Ronaldo bagi MU.
Salam Bola
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H